39 | Maaf, Ara.

481K 28.5K 4.2K
                                    

Karena kesalahan kita dulu, semesta seperti menghukum kita lewat orang-orang tertentu.

***

Setelah Anara tenang, Galang membawanya masuk ke dalam mobil Gaisa, gadis itu juga ada di sana. Melipatkan kedua tangannya, dia butuh penjelasan atas ucapan Galang tadi.

"Gue pacaran sama Ara," kata-kata itu keluar dari mulut Galang.

Gaisa menarik sudut bibirnya sinis, gadis itu pikir semuanya hanya lelucun tapi yang ini tak ada tanda-tanda lelucun, terlebih Galang bukan seorang pelawak.

"Sejak kapan?" tanya Gaisa masih dengan nada setengah kesal.

"Pulang dari Bali kita udah jadian," Galang sangat ingin bilang bahwa mereka sudah menikah, tapi itu tidak mungkin. Galang akan semakin membuat adiknya itu kecewa.

Gaisa tepuk tangan, sambil tertawa meremehkan. Matanya melirik Anara sekilas yang duduk di jok belakang, tapi kembali menatap Galang di sampingnya.

"Drama kalian bagus, saking bagusnya gue enek!"

Gaisa suka bila Galang memiliki pasangan, itu bagus karena lelaki itu bisa merasakan cinta. Tapi, Gaisa tidak mau gadis yang di cintai Galang adalah teman dekatnya, Gaisa tidak mau itu terjadi.

Gengsi Gaisa sangat tinggi begitupun Galang. Cara Galang melindungi Gaisa beda, Galang tidak pernah menunjukan kasih sayangnya pada Gaisa. Jadi, Gaisa tidak mau iri karena melihat sahabatnya diperlakukan putri oleh Galang sedangkan dirinya tidak. Itu ketakutan Gaisa. Bila Galang berpacaran dengan orang lain yang tidak ia kenal, rasa iri itu tidak akan muncul.

"Gaisa, maaf." Ucap Anara di belakang sana.

"Diem, Ra. Gue nggak nyuruh lo buat ngomong!" bentak Gaisa, Anara pun diam dia tidak mau membuat Gaisa semakin kesal.

"Gue bahagia sama Ara, Sa. Lo kenal Ara baik, jadi lo nggak perlu khawatir." Kata Galang berusaha meyakinkannya.

Masalahnya Gaisa tidak mau iri dengan sahabatnya sendiri, terjadi atau tidak perlakuan Galang akan lebih manis kepada Anara. Akhirnya dia juga mengerti bahwa Galang sangat marah sewaktu pembulian di toilet itu, dia sadar bukan Gaisa yang Galang bela tapi Anara.

"Whatever!" Gaisa keluar dari mobilnya, kembali ke Warung Abah.

"Lang, gimana?" tanya Anara, perasaan bersalah terus menghatuinya saat ini.

Galang tersenyum lalu menggenggam satu tangan Anara. "Nggak usah di pikirin, ya? Gaisa bakal terbiasa nanti juga."

"Jadi Stella itu siapa, Ra?" Galang dapat melihat raut wajah Anara berubah, "kalo nggak mau cerita juga nggak papa, nunggu lo siap aja."

"Sepupu gue." Jawab Anara, selebihnya tidak harus Galang tau apa masalahnya.

Galang tau Anara punya banyak cerita tentang Stella, tapi Galang tidak mau memaksa Anara cerita. Karena bila gadis itu sudah siap tanpa di minta pun akan bercerita.

"Keluar, yuk? Gue masih punya hutang sama anak-anak." Anara mengangguk lalu membuka pintu mobil.

Semua mata melirik Anara dan Galang, di Warung Abah tidak ada lagi pengunjung selain Gloues dan kedua teman Anara.

Galang duduk di samping Anara dan Caca. Sedangkan Gaisa nampak tak peduli, dia menyibukkan diri dengan ponselnya, Gaisa masih kecewa dan tidak mau menerima.

"Jadi, apa permintaan kalian?" tanya Galang, dapat di pastikan Galang akan di terkam singa di rumah nanti.

"Kita udah rundingin kalo kita mau liburan semua lo yang tanggung," cetus Jay, Galang tidak terkejut sama sekali tapi dapat di lihat Anara sudah kesal.

Galang : Musuh Jadi Suami? [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang