56 | Tak ada cinta?

478K 27.7K 10.9K
                                    

"Setiap kata menyerah yang gue denger dari mulut lo, akan gue anggap kebohongan besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Setiap kata menyerah yang gue denger dari mulut lo, akan gue anggap kebohongan besar. Karena di antara kita nggak boleh ada yang menyerah."

***

Sekarang mereka bukan lagi tiga sekawan, ada satu orang lagi yang menjadi bagian dari mereka. Jadi bisa disebut empat sekawan. Tidak lagi ganjil.

Risya tampak bisa menyesuaikan diri bergabung dengan mereka. Bahkan sekarang dia makan di meja kantin milik Gloues. Banyak yang iri pada gadis itu karena dengan mudah masuk ke dalam circle anak-anak itu.

Galang masih tidak bisa biasa terhadap Risya, rasanya aneh disatukan dengan gadis ini. Meskipun Risya tidak berbuat salah tapi Galang merasa aneh dan canggung saja, ingat Risya pernah dekat, ralat pernah bersama dalam "tanggung jawab".

"Sya, Jay sama Zigo tadinya mau deketin lo, loh," Mulut ember Ringgo mulai bercelatuk membuat dua lelaki itu menatap tajam kearahnya.

"Can jangan di dengerin, lo masih yang terakhir kok," ujar Jay melakukan pembelaan, mungkin untuk saat ini masih yang terakhir. Caca hanya membalasnya dengan lirikan mata yang tak bisa di artikan.

"Iya nih jangan ngadi-ngadi lu Ngo," tunjuk Zigo tak kalah kesal.

"Karena gue anak Jayatri, ya?" tanya Risya sambil terkekeh, "padahal gue cuma remehan Jayatri aja, kalah kalo sama Stella, Jenniya, dan Ayesha."

"Lo cantik kok, nggak usah merendah gitu," kata Aji lalu dilanjutkan dengan bercanda, "buat meroket."

Risya hanya membalasnya dengan kekehan.

"Jay inget ada Caca, lagian Risya nggak akan mau sama lo," ucap Anara.

Siapa yang nggak mau sama Jay? Mungkin matanya siwer.

"Enak aja lo, Ra!" Tak terima bila Risya tak mau padanya, padahal Jay adalah penakluk wanita.

Galang menatap tajam Jay. "Nggak usah bentak-bentar cewek gue!"

"Ara lo tuh ngeselin," ucap Jay.

"Lanjut makan Ra, nggak usah dengerin Jay," Galang menatapnya memberikan jus alpukatnya pada Anara.

"Mau kemana?" tanya Galang saat gadis itu sudah beranjak berdiri.

"Ke perpus mau belajar," kata Anara, ini waktunya dia belajar, "jangan ikut." lanjutnya memperingati, karena bila ada Galang dia tidak bisa fokus belajar.

"Yah, kok gitu?" Lelaki itu memelas.

"Lo ganggu," ujar Anara lalu pergi meninggalkan kantin sekolah dan berjalan menuju perpustakaan.

"Segila belajar itu ya Ara?" tanya Risya.

Gaisa mengangguk. "Iya, wajarlah murid terpinter se Kencana."

"Temen gue," timpal Ringgo, yang mendapatkan jitakan dari Samuel.

"Nggak usah ngaku-ngaku, Ara nggak temenan sama lo," ujar Samuel sarkas dibalas galak tawa dari temen-teman yang lainnya.

Galang : Musuh Jadi Suami? [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang