25 | Bersama

485K 29.2K 11.7K
                                    


A/n: Cek mulmed buat dengerin lagunya!

***

Ternyata cinta itu menyenangkan bila keduanya saling menyadari.

***

"Ra, Galang bawa lo kemana? Apain lo dia?" tanya Gaisa panik, Anara baru kembali ke kelas sejak dia dibawa lari oleh Galang.

"Biasa dia jailin gue," kilah Anara.

"Rasain tuh anak lagi di hukum keliling lapangan, karena udah bolos pelajaran sama bawa lo kabur." Ucap Gaisa berapi-api.

"Di hukum?" tanya Anara kaget, karena dirinya Galang di hukum.

"Iya, kenapa kaget gitu?"

"Nggak kok. Gue ke toilet bentar, ya?" izin Anara.

"Mau ditemenin gak?" tanya Caca, Anara menggeleng cepat.

"Nggak usah, gue ke toilet, ya!" Gadis itu langsung pergi keluar kelasnya, arahnya bukan menuju toilet tapi dia ke kantin untuk membeli air mineral.

Sampai di kantin dia membeli sebotol air mineral, lalu gadis itu berjalan menuju lapangan dua, letaknya berada di belakang ruangan olahraga dan sepi karena lapangan utama yang sering di pakai nongkrong oleh siswa Kencana. Dari jarak beberapa meter Anara dapat melihat sosok Galang yang sedang berlari mengitari Lapangan. Gadis itu duduk di tepi lapangan, menunggu Galang selesai.

Menyadari ada gadis bersurai panjang itu duduk di tepi lapangan, Galang menghampirinya meskipun hukumannya masih ada empat putaran lagi.

"Udah selesai?" tanya Anara saat Galang duduk di sampingnya dengan nafas yang ngos-ngosan.

"Masih ada empat puteran lagi," jawab Galang sambil menyeka sisa-sisa keringatnya. Anara yang memandanginya sampai terpana, Galang tampan saat berkeringat, lebih tampan dari sebelumnya.

"Mau ngapain ke sini?" tanya Galang, Anara hampir lupa niatnya kesini gara-gara terkesima melihat Galang.

"Oh, ini," Anara memberikan air mineral yang ia beli tadi di kantin. Tanpa berucap apapun Galang langsung meneguknya, dapat Anara lihat jakunnya naik turun.

"Thank," ucap Galang setelah botol air itu benar-benar habis.

Gadis itu mengeluarkan sapu tangan dari saku seragamnya, dengan ragu dia mengelap keringat yang ada pada kening Galang. Lelaki itu menoleh sehingga menghentikan aktifitas Anara, iris mata coklat mereka bertemu pada empunya, bagaikan sedang main tatap-tatapan mereka tak mengedip sekali pun.

Tatapan mereka terputus saat suara bariton menginterupsi mereka. Euforia yang mereka bangun sepermenit tadi hilang sirna, tatapan mata itu seperti memberikan perasaan satu sama lain.

"Galang! Anara!" Pak Hamdi datang dengan meniup peluitnya.

"Kamu ngapain di sini?" tanya Pak Hamdi, "kalian berdua lagi pacaran?"

"Engg-"

"Iya lagi pacaran Pak." celetuk Galang sehingga Anara memelototinya, sejak kapan mereka pacaran? Saling suka saja tidak, eh tapi kok perhatian?

"Saya sudah selesai Pak, permisi!" Galang langsung membawa Anara lari, Pak Hamdi pasti akan meneriakinya sebentar lagi.

"GALANG! ANARA! BERHENTI DI TEMPAT!"

Tuh, kan.

Galang membawa Anara ke rooftop, sebenarnya sepuluh menit lagi bel masuk sudah berbunyi. Anara tadinya ingin langsung ke kelas, tapi apa daya dia bawa kabur lagi oleh Galang.

Galang : Musuh Jadi Suami? [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now