33 | Kemping

464K 28.4K 3.4K
                                    

Cinta adalah perbuatan. Ucapan adalah omong kosong.

***

Anara sudah berbaris di tengah lapangan dengan tas besar di sampingnya. Gadis itu sempat di olok-olok "lebay" oleh orang-orang karena bawaannya yang tak masuk akal, padahal mereka hanya kemping satu hari saja.

Ini ulah Galang, lelaki itu mengancam Anara bila tidak lengkap membawa baju serta perlengkapan lainnya gadis itu dilarang ikut. Terpaksa Anara mangikutinya.

"Baik semuanya, masuk ke dalam bis dan jangan berebut." Setelah suara dari kepala sekolah berhenti semua siswa-siswi berhamburan menaiki bis sesuka hati, para panitia salah karena tidak menatanya sesuai kelas.

Setelah menyimpan tas di bagasi bis, tiga gadis cantik itu masuk ke dalam bis. Kursi berbangku tiga sudah penuh diisi dengan kecewa gadis itu harus berpisah salah satunya.

"Yaudah kalian duduk aja biar gue sama yang lain," ucap Anara. Tapi tiba-tiba ada lelaki tengil datang menghampiri mereka.

"Caca sama gue aja, kalian duduk." Jay menarik tubuh Caca agar duduk di bangku.

Gadis itu melirik Anara dan Gaisa yang masih berdiri, kepalanya menggeleng tak setuju.

"Jagain Caca ya!" Gaisa pergi dengan Anara mereka duduk di tengah-tengah di seberang mereka di bangku tiga ada Galang, Samuel, Ringgo.

Galang melirik Anara yang di sampingnya lalu tersenyum namun sebentar karena Gaisa langsung meliriknya tajam.

"Apa lo senyum-senyum?" ketus Gaisa.

"Nggak boleh gue senyum?"

"Aneh tau nggak."

"Udah Sa masih pagi jangan marah-marah." Kata Anara menengahi.

***

Setelah dua jam akhirnya mereka tiba di tempat perkemahan, tiga gadis cantik itu tampak kesusahan mendirikan tenda. Sebagian orang sudah siap membuat makanan sedangkan mereka masih bingung.

"Gimana, nih?" tanya Caca, matahari akan segera naik jadi mereka harus sudah siap mendirikan tenda.

"Cari di internet aja," usul Anara sambil membuka ponselnya, "yah gak ada sinyal."

Gaisa melihat Galang menghampiri mereka gadis itu langsung melambaikan tangannya senang.

"Lang..." rengek Gaisa saat Galang sudah ada di hadapannya.

"Iya iya," Lelaki itu seakan tau apa yang akan Gaisa minta, memang niatnya ke sini untuk mendirikan tenda para perempuan ini.

"Nggak bisa diriin tenda tapi mau ikut kemping aneh," cibir Galang berniat menyindir Anara.

"Gue denger ya!" Gaisa memukul bahu Galang.

Lelaki itu tak menjawab dia fokus pada pekerjaannya, sedangkan para perempuan itu mengeluarkan bahan makanan dari tas.

"Hai gais lagi pada ngapain nih?" Ketiga gadis itu menoleh ke sumber suara, ternyata Zigo dan Gloues.

"Punya mata gak sih!" ketus Caca sudah jelas mereka sedang menata makanan, bila saja dulu pasti Anara yang akan menjawab ketus seperti ini. Waktu sudah berubah seiring prilaku dan kebiasaan pun banyak yang berubah.

"Galak amat Ca, keriputan tau rasa lo," sumpah serapah keluar dari mulut Zigo yang hanya di balas tatapan sini oleh Caca.

"Ca mau mojok gak nanti malem?" tanya Jay sambil mengedipkan matanya sebelah.

Galang : Musuh Jadi Suami? [SUDAH TERBIT]Kde žijí příběhy. Začni objevovat