58 | Kembali

533K 32.7K 16.1K
                                    

"Tuhan memang sudah menakdirkanku bersamamu, karena sejauh apa aku melangkah, sekeras apapun melupakan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Tuhan memang sudah menakdirkanku bersamamu, karena sejauh apa aku melangkah, sekeras apapun melupakan. Pada akhirnya akan berlabuh padamu juga."

***

Gadis dengan mata yang di tutup oleh kain dengan berjalan di tuntun oleh lelaki berjaket hitam.

Lelaki itu membawa gadis ini ke halaman belakang rumahnya, perlahan dia mendudukan gadisnya di kursi dan perlahan dia buka penutup matanya.

Anara berulang kali mengedipkan matanya, takutnya ini hanya halusinasi semata saja. Tapi saat Galang menepuk pundaknya ini benar-benar nyata.

Halaman belakang ini seketika berubah menjadi tempat romantis, banyak lampu berjajar di rumput, di tengah kolam renang ada lilin yang mengambang di atas air berpola love. Serta meja di depannya yang sudah penuh dengan makanan, ini seperti dinner romantis. Jujur ini kali pertama Anara merasakan dinner seperti ini.

"Bagus," ucap Anara tanpa Galang bertanya.

Lelaki itu menarik senyumnya, mengelus rambut gadis itu. "Suka?"

Anara mengangguk.

"Kita belum pernah dinner pas sama-sama," ujar Galang, "harusnya pake baju bagus ya biar kayak orang-orang."

Anara melirik pakainnya yang menggunakan baju tidur bermotif kucing sedangkan Galang masih berbalut seragam sekolah dengan jaket hitam andalannya.

"Kalo lo bilang gue bisa ganti tadi," ujar Anara.

"Gue takut lo nolak jadi gue nggak bilang," karena bila Galang mengajak apapun pada Anara dia selalu menolak, tapi saat tadi Anara langsung menyetujui.

Galang menuntun tangan Anara menuju gazebo yang sudah di penuhi oleh bunga mawar, saat melihatnya pun tak terhitung ada berapa.

"Ra, i'm sorry," kata Galang sambil menatap lekat gadis itu, "gue emang patut di benci, tapi tolong maafin gue, ya?"

Sebenarnya Anara sudah tidak bisa mendiamkan Galang lagi, jelas rasa cintanya besar pada Galang, tapi hal yang membuat Anara menjauhi Galang karena setiap melihat wajah Galang dia teringat lagi kepada Galana.

Tapi, Anara harus menyudahinya, semua orang pernah jatuh dan patah, bahkan ranting di pohon berkali-kali jatuh tapi dia masih tetap berdiri tegak di sana.

Anara mengangguk lalu memeluk Galang erat, sudah lama ia ingin memeluk lelaki itu. Anara menangis dalam pelukanya, dadanya sesak.

Galang : Musuh Jadi Suami? [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now