32 | Kerja kelompok

465K 29.3K 5.6K
                                    

" Apakah engkau gengam erat, tarik aku lebih dekat."

-Terlalu tinggi-Juicy Luicy-

***

Setelah beradu mulut dan berselisih hanya untuk menentukan di mana mereka akan kerja kelompok, Ringgo memaksa untuk di apartemen Galang yang baru tapi Anara dan Galang menolak keras. Sedangkan kelompok Samuel, Caca, dan Gaisa ingin kerja kolompoknya di gabung, dan mereka juga menuntut ingin di tempat Galang. Dan lagi Jay, Zigo, dan Aji yang beda habitat ingin ikut.

Satu jam tak menemukan arah, akhirnya Galang menggiring mereka semua ke rumahnya. Lebih tepatnya rumah orangtuanya, tempat tinggal Gaisa.

Mereka kecewa karena dikira Galang akan membawanya ke 'apartemen'. Tapi harus bagaimana lagi semakin di paksa akan semakin sulit.

Pintu rumah di buka oleh asisten rumah tangga, mereka di sambut baik. Para perempuan berjalan di depan sedangkan para laki-laki mengekor di belakang. Anara sangat senang saat di ruang tamu ada wanita paruh baya yang sangat ia rindukan.

Gadis itu langsung berlari dan memeluk wanita itu. "Bundaa Ana kangeeen."

Semuanya heran kenapa ada Bunda Anara di rumah Gaisa, Caca yang sedang mencari potongan puzzle-nya seperti menemukannya di sini. Ini masuk akal.

"Tadi pagi ketemu kali Ra, anak mami-nya bener-bener lo," cibir Jay yang langsung di pelototi oleh Caca.

"Tante Arsi ada urusan tentang kerjaan jadi dia ada di sini," Gina menjawab keheranan dari teman-teman Anara.

Gina langsung melirik Galang menanyakan ada apa ini. "Mau ngerjain tugas kelompok Mi," ucap Galang seakan mengerti.

"Ya sudah kalo gitu saya pulang dulu," kata Arsi setelah Anara melepaskan pelukannya, sebelum pergi Arsi mengecup kepala Anara wanita itu sangat rindu anak semata wayangnya itu.

"Ra Bunda pulang, Mari semuanya." Arsi melangkah pergi dengan rasa rindu yang masih belum sepenuhnya terbayar, begitupun Anara dia masih ingin bersama Arsi tapi keadaan tak mendukungnya.

"Udah Ra kok sedih, pulang dari sini juga ketemu," tegur Zigo saat melihat raut wajah Anara yang berubah.

"Kalian mau ngerjain tugas, kan? Yaudah Tante tinggal ya," Sebelum Gina pergi wanita itu tersenyum ke arah Anara.

"Yuk mulai," Gaisa duduk di bawah sofa yang di alasi oleh karpet, gadis itu mengeluarkan buku paket dan pulpennya, diikuti oleh Caca, Anara dan yang lainnya.

"Ra lo yang kerjain, kan?" tanya Ringgo di sampingnya, Anara mengangguk sebagai jawaban.

Galang langsung memprotes. "Nggak ada, ini namanya kerja kelompok jadi harus bareng-bareng!"

"Tumben lo, biasanya juga numpang nama aja," sambar Samuel yang mulai membuka buku paket sejarah.

"Udah gak papa, kalian berdua tinggal ngafalin aja nanti bagian yang gue kasih," ucap Anara sambil menggarisi materi yang menurutnya penting.

"Enaknya satu kelompok sama Ara," Gaisa cemberut, pasalnya Samuel menyuruh dia berfikir juga sedangkan Anara bisa melakukannya sendiri.

"Gue suruh lo karena mampu, sedangkan Ara nyuruh mereka karena nggak mampu," kata Samuel tanpa menoleh ke arah Gaisa, fokusnya pada buku paket.

"Gue denger!" tukas Galang.

"Ra biar gue yang nulis aja," Galang hendak merebut buku Anara tapi gadis itu menahannya.

"Tulisan lo jelek, nanti yang ada Pak Sapdir kasih nilai D karena tulisannya nggak kebaca," Larang Anara keras.

"Emang dasar tuh guru udah ada laptop biar di ketik rapi, eh malah di suruh tulis tangan," keluh Ringgo.

Galang : Musuh Jadi Suami? [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang