24 | Khawatir

512K 30.9K 25.2K
                                    

A/n
Komen dong di setiap paragrafnya, biar seru.

***
Biasanya sesuatu yang sudah di genggam itu, tidak bisa di lepas.

***

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Gadis berambut panjang sebahu itu sudah bisa berjalan tanpa tongkat, kakinya masih sedikit pincang, padahal dokter bilang sudah tidak papa.

Lelaki dengan motor besarnya itu sudah menunggu gadis itu di depan rumahnya, dengan seragam sekolah lengkap dengan jaket Gloues yang selalu melekat di tubuhnya.

"Sori lama, tadi gue nyuci dulu sekalian," ucap gadis itu saat tiba di depan Galang. Lelaki itu hanya tersenyum lalu memberikan helmnya pada Risya.

Setelah Risya naik ke atas motornya dia langsung melajukan motornya dengan kecepatan maksimal. Jarak sekolah mereka tidak berdekatan, Risya bersekolah di SMA Jayatri dan Galang di SMA Kencana.

Ini hari pertama Galang menjemput Risya, setelah beberapa bulan Risya tidak masuk sekolah akhirnya dia kembali. Galang tidak tau sampai kapan dia akan mengantar jemput gadis itu.

Tiga puluh menit mereka berkendara, akhirnya tiba di halte Jayatri. Risya turun dari motor kemudian memelepas helm yang dipakainya.

"Makasih ya Lang, pulang sekolah lo jemput, kan?" tanya Risya sambil menyodorkan helmnya.

Galang mengangguk. "Gue duluan." Ucap Galang lalu menstater motornya dan pergi.

Setelah motor Galang benar-benar hilang dari pandangan, Risya meloncat kegirangan banyak pasang mata yang menatapnya aneh. Kakinya tidak sakit, sudah satu bulan kakinya sembuh, tapi dia merahasiakannya pada Galang.

***

Gerbang SMA Kencana sudah tertutup rapat, tapi satpam segera membukakan gerbang untuk lelaki berajet Gloues ini mengingat kejadian tempo hari dia takut Galang menabrak gerbang lagi.

Lelaki itu parkir di samping motor teman-temannya, dia turun dari motor lalu berjalan menuju koridor dengan tas yang di sampirkan di bahu kanannya.

Galang masuk ke dalam kelasnya yang sedang berisik, hari ini adalah pelajaran olahraga pantas saja tidak ada guru yang datang, karena biasanya Pak Hamdi selalu memberi waku untuk berganti pakaian.

"Lo nggak ganti baju?" tanya Samuel yang sudah berganti pakaian lengkap dengan handuk kecil di lehernya.

"Males gue, lo aja sama Ringgo, gue mau tidur." Jawab Galang lalu menatap laci mejanya yang penuh dengan coklat.

"Kasih Jay sama Zigo, pengap gue liatnya," tunjuk Galang pada coklat-coklat itu, biasanya Jay dan Zigo selalu memberikan coklat itu pada ciwi-ciwinya, memang tidak modal.

Galang : Musuh Jadi Suami? [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now