57 | Ara keren!

496K 31.1K 18.1K
                                    

Oke gais, aku udah pertimbangin sampe stress dapet jerawat dua (oke lebay) aku akan tamatin di wp tapi ngga spesifik banget karena aku juga harus nulis versi novel. Kalo kalian nggak suka sama jalan alur di wp oke nggak papa semua orang nggak harus suka sama cerita aku.

Gini, aku nulis bukan tuntutan tapi karena kemauan aku. Aku buat cerita karena aku suka dan ending terserah aku, jadi tolong jangan nuntut aku supaya puasin kalian semua. Aku memang "Tuhan" dari ceritaku tapi aku bukan "Tuhan" dari pada hidup kalian. Nggak semua kemauan kalian bisa aku tuangin di sini, ini ceritaku. 😭

(setelah ngomong gini jadi nggak enak takut tersinggung)

Tulisan aku emang nggak sebagus orang-orang, tapi tolong hargain gimana pun nanti endingnya. Jangan teror lagi karena aku nggak jadi gantungin kalian.

Siap baca cerita Galang?

Absen dulu yang kangen sama cerita ini?

VOTE DULU DAN KOMEN DI SETIAP PARAGRAFNYA.

Selamat membaca gais, maaf harus baca curhatan aku dulu haha 🖤

Selamat membaca gais, maaf harus baca curhatan aku dulu haha 🖤

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Cermin adalah temenku, dia tidak menertawakanku saat sedih."

***

"Galang," Lelaki itu menoleh, mendapati perempuan yang tengah berlari menghampirinya.

Galang merasa menyesal karena telah menoleh, di sana ada Risya yang sedang menghampirnya, dan sekarang sudah ada di depannya.

"Hampir nggak ada waktu buat ngobrol sama lo," kata Risya, memang ini kali pertama lagi mereka mengobrol semenjak Risya pindah ke Kencana.

"Iya," jawab Galang, canggung.

"Udah lama nggak ngobrol gini," ujar Risya sambil berjalan mensejajarkan langkahnya dengan Galang.

"Nggak ada yang perlu diobrolin juga," kata Galang berbelok ke lorong kelasnya, Risya masih setia di sampingnya.

"Sikap lo kok dingin sih?" tanya Risya.

Galang berhenti lalu menatap Risya jengah. "Gue bersikap hangat hanya ke orang terdekat gue dan orang itu yang bener-bener gue sayang."

Risya hanya tersenyum getir. "Apa gue harus kayak Ara biar lo suka?"

"Di sini gue jelas sayang sama lo, sedangkan Ara dia nggak peduli sama lo," ujar Risya penuh penekanan.

Galang tersenyum miring, lalu mendekatkan wajahnya ke pada gadis itu. "Itu hanya pandangan lo, lagian dia peduli sama gue."

"Jangan bilang suka lagi sama gue, karena gue dan Ara udah terikat bahkan tinggal satu rumah." lanjut Galang, dia harap setelah berucap seperti itu Risya mengerti dan tidak lagi membahas perasaannya.

Gadis itu mundur satu langkah, memandangi Galang tidak percaya.

"Gue harap lo nggak ganggu apa yang udah gue rancang sekarang." Kata Galang lalu melanjutkan langkahnya menuju kelas.

Galang : Musuh Jadi Suami? [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now