43 | Kamar rahasia

447K 29.3K 3.3K
                                    

Aku selalu usahain update setiap hari 🖤

Selamat membaca!

***

Semua orang akan bucin pada waktunya, jadi jangan berani ngeledek orang bucin

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Semua orang akan bucin pada waktunya, jadi jangan berani ngeledek orang bucin. Karena suatu saat kamu juga akan merasakannya bila sudah mendapatkan seseorang yang kamu sayang.

***

Pintu di banting keras oleh gadis berambut gelombang itu. Hatinya sakit melebihi apapun, dimarahi oleh apa yang tidak ia perbuat. Lebaynya dia tidak pernah di salahkan atas sesuatu yang bukan kesalahannya.

Perlahan pintu kamar terbuka, menampilkan lelaki dengan iris mata hitam. Dia menghampirinya duduk di pinggiran ranjang, lelaki itu tidak tau apa penyebab gadis ini menangis.

"Sa, lo kemana?" tanya Samuel.

Tak ada jawaban, yang terdengar hanya isakan kencang dari gadis itu.

Ragu, Samuel mendekap gadis itu berniat menenangkan. Ternyata Gaisa merespond dengan memeluk erat lelaki itu.

"Lo bisa cerita sama gue," ucap Samuel.

Lidahnya tampak kelu, dia tidak bisa berbicara. Yang ia bisa lakukan hanya mengeluaran sesak di dadanya dengan menangis.

Lelaki itu hanya mengelus kepala Gaisa, walaupun dia tidak tau apa yang gadis ini tangisi. Perlakuan Samuel pure hanya simpati melihat Gaisa yang tiba-tiba berlari dan menangis, pasti ada hubungannya dengan Galang dan Anara.

Apa dia tau Ara hamil? Samuel membatin.

***

Walau lututnya terasa perih Anara terus berjalan, berniat menyusul Gaisa. Tak peduli Galang memanggilnya sedari tadi, dia kesal karena Galang selalu tak mau mendengarkan pendapat orang lain.

Anara masuk ke dalam Vila berjalan menuju kamarnya yang pintunya setengah terbuka. Tapi langkahnya terhenti karena di dalam kamar itu ada Samuel. Anara menjauh dari kamar itu lalu duduk di sofa yang ada di ruang tengah, dia tidak mau merusak moment mereka berdua.

Galang sempat di buat bingung karena Anara tiba-tiba duduk di sofa, karena sedari tadi dia ngotot untuk menemui Gaisa. Tapi setelah mengintip di luar pintu Galang mengerti lalu lelaki itu mengambil kotak P3K dan duduk di samping Anara.

Tanpa bicara Galang menarik sebelah kaki Anara ke dalam pangkuannya, mengobati luka Anara. Gadis itu tampak meringis, tapi dia tidak mau protes.

"Tahan Ra," kata Galang yang masih telaten mengobati lutut Anara.

"Lang, lain kali jangan kayak gini lagi," ucap Anara.

Galang menolehnya. "Kayak gini gimana?"

"Nuduh orang atas apa yang kamu liat, padahal kebenarannya belum tentu gitu."

Galang : Musuh Jadi Suami? [SUDAH TERBIT]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt