41 | Truth or Dare

464K 28.2K 4.3K
                                    

***
"My heart is and always will be yours."

***

Ini saat yang menegangkan bagi Anara, kakinya tak berhenti mengetuk-ngeruk lantai. Bibirnya ia gigit agar tidak gugup. Sudah hampir satu jam ia duduk di depan panggung dengan Bundanya. Hari ini adalah pembagian rapot, Anara sudah pasrah bila ia tidak mendapatkan peringkat ke satu apa lagi juara umum, gadis itu membuang angan-angan itu. Mengingat nilainya pernah turun drastis beberapa bulan lalu.

Arsi menggenggam tangan Anara seakan memberi kekuatan, paling tidak ini akan merasanya lebih tenang.

"Apapun hasilnya itu pencapaian terbaik kamu, jangan sedih kalo nggak sesuai sama apa yang kamu harapkan. Nggak segalahal harus selalu nomor satu." Ucap Arsi memberikan pencerahan agar gadis itu tidak sedih bila mana nanti namanya tidak dipanggil dalam deretan siswa berprestasi.

Anara mengangguk, di sudah mendapatkan dukungan dari Arsi dan dari Galang semalam. Galang bilang. "Mau lo dapet peringkat atau nggak, di mata gue lo tetep nomor satu." Anara bersyukur sekali mempunyai Galang dalam hidupnya.

MC di panggung sudah menyambut hangat para murid dan orangtua. Di mulai dengan berterima kasih pada ibu bapak guru dan memuji siswa-siswi karena telah berhasil melewati semester ini.

Satu persatu MC itu sebutkan peringkat satu sampai tiga. Orang yang di sebut secara bergantian maju ke depan untuk menyalimi para ibu bapak gue. Anara menghela nafasnya, dia yakin peringkat utama tidak berpihak padanya tahun ini.

Saat yang ditunggu-tunggu, pengumuman juara umum. Tidak ada harapan bagi Anara karena saat pebagian peringkat satu perkelas saja namanya tidak disebut, dia tidak tau peringkat satu di kelasnya karena tidak diumumkan.

Berjarak tiga bangku dari sana Galang tersenyum pada Anara gadis itu membalasnya lalu fokusnya kembali pada MC ke depan.

"Juara umum untuk kelas 11 adalah..."

Semua mata melirik Anara yang sedang gelisah, dia tau kalau posisi itu bukan lagi untuknya.

"Kalau pun bukan kamu, inget jangan sedih," Arsi kembali menguatkan Anara.

"Anara Mahdi 11 IPA 1!"

"Selamat Ara kamu kembali menempati juara umum tahun ini. Silahkan maju ke depan!"

Anara masih tertegun, ini mimpi atau nyata. Rasanya deja vu, seperti tahun-tahun sebelumnya. Sampai Arsi menyadarkan bahwa ini bukan halusinasi, ini nyata.

"Na, cepet naik ke panggung," suruh Arsi dengan mata yang berbinar, kebahagiaannya tidak bisa di sembunyikan lagi.

Gadis itu mulai membawa langkahnya ke atas panggung. Ada guru-guru berjajar di sana kepala sekolah dan wakil kepala sekolah pun ada. Anara tidak menyangka bahwa juara umum itu akan berpihak lagi padanya.

Galang : Musuh Jadi Suami? [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now