1.Awal

4.5K 138 5
                                    

Kemacetan kota Jakarta sebagai ibukota dan juga kota yang paling berpengaruh di negara ini menunjukan kesibukannya,semua seolah sibuk dengan apa yang mereka kerjakan tanpa mempedulikan siapa dan apapun

.

.

Pov Shani.

Telihat seorang mahasiswi yang tengah duduk sendiri dengan sebuah pena dan secarik kertas tengah fokus menunduk, sampai sebuah tangan menepuk pundaknya.
"Heh Shan,kelas sebentar lagi kenapa kamu masih disini aja sih" ujar zee, seorang lelaki yang menjadi satu-satunya teman shani di kampus ini selama ia berkuliah
"Iya ini mau masuk bawel amat" sahut shani sambil merapihkan barangnya.
"Yaudah sana,sekalian titip absen aku males masuk kelas" Shani hanya menatap malas dan langsung pergi tanpa permisi sama temennya yang menyebalkan itu.

.

Perkenalkan nama aku Shani indira natio,mahasiswi ilmu komunikasi semester 3 yang sejujurnya aku tidak suka dengan jurusan ini karena memang jurusan ini dan kehidupanku sangat bertolak belakang,aku tidak suka berkomunikasi dengan siapapun,aku lebih nyaman sendirian dengan sebuah pena dan secarik kertas menuliskan semua penggalan kata yang aku pikirkan menjadi sebuah kalimat,aku bisa masuk kesini karena ada seseorang yang menyuruhku agar bisa berkomunikasi dengan semua orang, tetapi tepat saat aku masuk jurusan ini sosok itu tiba tiba menghilang begitu saja,
oh iya selama berkuliah aku hanya mempunyai 1 orang teman namanya zee,dia bisa menjadi seseorang yang bener bener ada ketikaku butuh dan dia juga tau tentang cerita yang terjadi denganku.

Pov end.

Pov author

Di kantin Zee sedang asik memakan nasi kuning dengan telur yang menjadi makanan favoritenya bersama Shani,sejujurnya zee juga heran kenapa bisa berteman bersama shani yang menurut dia itu aneh,shani itu tidak suka keramaian,dia hanya senang dengan kertas dan pena dan juga dia tidak mencerminkan anak ilmu komunikasi karena dia tidak mau berkomunikasi dengan siapapun dia masuk ke kelas hanya duduk setelah itu pulang.

"Hei,kenapa masih disini aja lu?" Ujar seseorang yang mengagetkan zee dari belakang .
"Bisa ga sih lu nyapa baik baik hah?!" Ujar zee saat melihat sosok kakak tingkat jurusan arsitek semester 5.
"Yaa maaf habisnya lu menghayati banget makanan nasi kuningnya" sosok itu terkekeh sambil mengambil sebuah gorengan di dalam wadah.
" Terserah lu deh gracio,ganggu aja" zee melanjutkan makannya.
"Lu ga masuk kelas?" Tanya gracio saat melihat kantin sangat sepi.
" Gaada,libur"
"Libur atau meliburkan diri?"
"Belum ngerjain tugas gue,jadinya males daripada dikeluarin mending gue inisiatif aja sendiri"

Mata gracio tiba-tiba melihat secarik kertas yang ada di samping wadah gorengan tersebut yang sudah lecek akibat di lipat-lipat oleh penulisnya,gracio membuka kertas tersebut dan membaca tulisannya,
" Berada di ruang ini,memang sudah takdirmu.
Tapi jendela mana yang kau lihat,itu pilihanmu."

"Ini punya siapa?"
Zee menoleh,melihat apa yang di tanyakan temannya tersebut "oh itu?punya Shani"
"Lah?shani siapa?"
"Temen gue,anak ilmu komunikasi juga"
"Temen?emang lu punya temen?"
"Temen sejak pertama ospek jurusan,anaknya pendiem banget dan gue jamin lu bakal di tolak kalo ngajak temenan sama dia"
"Masa?ga percaya gue,seharusnya ini tulisan bisa di apresiasi di mading kampus ini"
"Beneran,dia itu hanya suka menulis abis itu di lipat-lipat atau dijadiin bungkus gorengan"
"Dan kalo lu ga percaya ada sosok seperti Shani besok lu ke kelas gue deh,gue juga mau lihat untuk pertama kalinya seorang samuel gracio di tolak" sambung zee sambil tertawa puas.

.
.

Merasa sangat penasaran pada sosok Shani yang dikatakan zee tersebut gracio akan menemui shani pada besoknya,gracio juga heran kenapa ada orang yang sangat berbakat menulis tapi tidak ingin di perlihatkannya pada semua orang?bukannya anak zaman sekarang berlomba-lomba untuk mendapatkan sebuah pujian?.

Nous [END]Where stories live. Discover now