3.Melihat Dunia

1.2K 95 5
                                    


Seorang perempuan sedang tidur dibalik selimut tebal yang menutupi wajah cantiknya,hingga cahaya matahari dari celah jendela mengusik tidurnya yang tenang itu.
Perempuan tersebut bangun dari tidurnya dan mengambil handphonenya yang di nakas samping tempat tidur.

"Yaampun udah jam segini." Ujar perempuan tersebut.tanpa menunggu lama lagi akhirnya perempuan tersebut segera mandi dan mempersiapkan diri untuk pergi ke kampus.
.
.

Setelah mandi dan mempersiapkan semuanya ia lantas keluar dari kamarnya dan menuruni tangga menuju ruang makan untuk sarapan terlebih dahulu.

"Pagi mah." Ujarnya diiringi senyum.
"Pagi juga shan,hariini sarapan di rumah ya." Ujar mamah shani sambil mempersiapkan sarapan pagi.
"Iya shani sarapan di rumah hariini soalnya zee mau jemput." Akhirnya mereka makan,tidak ada pembicaraan yang berlangsung selama sarapan,keduanya fokus terhadap makanannya masing-masing.

"Maaf neng shani,di luar ada temennya yang nungguin." Ujar asisten rumah tangga mengagetkan shani.
"Ohiya bi,bilang tunggu bentar." Ujar shani segera menyelesaikan makannya. "Mah shani berangkat dulu ya,mamah hati-hati di rumah jangan lupa minum obat dan terapinya." Sambung shani sambil mencium mamahnya.
"Iya hati-hati sayang."

Shani melangkah menuju keluar rumah,saat membuka gerbang shani memicingkan matanya dan menatap heran orang yang sedang menunggunya tersebut.pasalnya bukan zee yang menunggu untuk menjemputnya tetapi seorang lelaki yang akhir-akhir ini masuk ke kehidupannya.

"Selamat pagi shani." Sapa orang tersebut menyadari shani tepat di depannya.
"Kok kamu disini?mana zee?." Tanya shani heran.
"Zee gabisa jemput,jadinya dia hubungi aku buat jemput kamu biar kamu gausah naik kendaraan umum." Shani memecingkan mata dan menautkan halisnya. "Kalo kamu ga percaya tanya zee aja sendiri,mana pernah aku boong." Sambungnya.
"Iya percaya." Pasrah shani.
"Yaudah ayo naik nanti telat."
"Gamau."
"Harus shani."
"Gausah."
"Usah shani." Tanpa menunggu jawaban shani,gracio akhirnya memakaikan helm untuk shani dan menarik shani untuk segera naik.

Mau tak mau shani pun naik daripada telat pikirnya.sepanjang perjalanan hening menyelimuti mereka berdua,gracio yang fokus pada jalanan dan shani fokus dengan pikirannya sendiri.entah shani merasakan ada hal aneh terhadap dirinya jika berdampingan dengan gracio perasaan yang lama tidak dia rasakan,sekarang perasaannya mulai tumbuh kembali,mulai lebih berwarna karena lelaki absurd yng tengah bersamanya sekarang.

Lama shani berkutat dengan pikirannya sendiri sampai dia tidak sadar kalo mereka sudah sampai di kampus.

"Shani udah nyampe,ayo turun." Suara gracio mengagetkannya.
"Ah iya maaf-maaf." Ujar shani sambil melepas helm."makasih ge." Sambil memberikannya kepada gracio.
"Sama sama,nanti pulang bareng aku ya,jangan pulang duluan lagi."
"Iya ge."
"Janji shani?."
"Janji ge." ujar shani sambil tersenyum dan meninggalkan gracio di parkiran.

Shani pov.

Aku melangkah menulusuri kampus menuju kelas,tetapi sepanjang jalan semua orang menatapku terutama para perempuan.tatap mereka sulit di artikan ada yang menatap dengan heran,menatap dengan aneh dan juga tajam.beserta bisikan bisikan yang masih bisa ku dengar.

"Serius shani tadi berangkat bareng gracio."

"Kok mau-maun ya gracio berangkat bareng dia."

"Jangan-jangan gracio di apa-apain lagi sama dia."

Masih banyak lagi bisikan yang menurutnya mengganggu,akhirnya shani mempercepat langkahnya menuju kelas dan mengabaikan orang yang membicarakan dan menatapnya itu.

Sesampainya di kelas Shani melihat zee yang sudah datang duluan,shani melangkah menghampirinya.

"Kenapa tadi ga jemput?malah nyuruh gracio?." Ujar shani tanpa salam pembuka atau sapaan mengagetkan zee.
"Astagfirullah." Zee terlonjak kaget.
"Gausah so kaget,kenapa?." Shani menanyakan lagi.
"Tadi ban gue bocor jadi gue suruh gracio buat jemput lu kanjeng!." Ujar zee memberi alasan,sebab zee hanya ingin shani membuka hati.
"Alasan aja."ujar shani sambil duduk di sebelah zee. "Ohiya,tdi sepanjang jalan aku diliatin." Sambungnya.
"Yaiyalah diliatin,orang lu dateng bareng gracio."
"Emang kenapa gracio?."
"Lu gatau gracio itu siapa?."
"Anak arsitek semester 5 kan?."
"Lu udah kenal beberapa hari cuma tau itu aja shan?yang bener aja lu!."
"Ya emangnya apalagi?."
"Dia bukan hanya anak arsitek semester 5 shani,dia itu mahasiswa unggulan di kampus ini,ipk dia tertinggi sefakultas arsitektur,ketua bem jurusan dan dia adalah mahasiswa kelas internasional,ramah dan juga ngajarin anak yang kurang mampu.makanya dia banyak penggemar dan tadi lu di tatap dan di omongin sepanjang jalan." Ujar zee panjang lebar.
"Pantes aja." Ujar shani singkat.zee mau memaki shani karena dia sudah menjelaskan panjang lebar tapi respon dia sangat singkat,untung saja dosen segera masuk dan beruntunglah shani tidak jadi dia maki.

Nous [END]Where stories live. Discover now