13. Untuk Kamu

1K 96 6
                                    

Sudah cukup lama gracio mengenal shani, perempuan yang masuk terlalu dalam sekarang di hidupnya. Semakin hari mereka berdua semakin tak ada celah untuk berjauhan, jangan salahkan gracio bila ia bisa melakukan apapun demi shani.

Ada jutaan kejutan yang sudah ia siapkan jika shani mau. Ia tak pernah kehabisan ide hanya untuk kebahagiaan shani.

Apakah kalian pernah merasakan mencintai orang yang tak tau ujung hatinya untuk siapa? Yang masih mengharapkan orang yang jelas kau tau itu siapa, tapi dirimu tetap memilihnya? Kenapa? Karna memang tak bisa mencegahnya untuk berhenti, di paksa pun malah semakin cinta, ini sudah takdir bukan kemauan.

----

Liburan semester akan tiba 2 minggu lagi, kini gracio tengah mempersiapkan semuanya untuk shani. Gracio tak akan pernah membatalkan keberangkatan shani ke solo,ia tetap kukuh sama pendiriannya bahwa shani harus bertemu vino. Zee sudah mencegahnya bahkan teman yang akan menjadi teropong gracio untuk menjaga shani di solo nanti menasehati gracio agar tidak melakukan ini, tapi gracio tetap gracio ia tetap akan mengatur semuanya, ia bicara kepada mereka bahwa ia akan baik-baik saja meski nanti di luar ekspetasinya.

Pagi ini gracio dan zee sedang berada di bandara untuk memboking tiket pesawat pulang-pergi untuk shani. zee benar-benar membantunya, ia sudah menghubungi tempat vino bekerja menjadi tour guide tersebut agar meluangkan waktu untuk shani dan vino pun sudah tau dan menyetujuinya meski ia tampak kaget awalnya.

Saat sedang mengantri untuk memboking tiket, handphone gracio berdering, ia melihat siapa yang menghubunginya, nama shani tercetak jelas di layar. Ia langsung mengangkat panggilan tersebut.

"Halo?." Ujar gracio menyapa shani duluan.

"Halo ge."

"Ada apa shan?."

"Kamu bolos kelas?bukannya jadwal kita sama? Kenapa ga di kampus?." Tanya shani dengan nada datar.

"Eumm anu shan."

"Apa? Kamu bolos ge?kamu janji gaakan bolos,kamu udah semester akhir."

"Ngga gitu shani."

"Terus apa?."

"Aku ga bolos, jadwalnya ku ganti ke lain hari. Hari ini aku ada urusan." Ujar gracio dengan nada lembut.

"Awas aja ketauan kaya zee sering bolos."

"Iya,ngga shani."

Setelah itu tiba-tiba shani memutuskan telponnya secara sepihak.

"Kenapa?shani nyari?." Tanya zee ketika melihat gracio kembali meletakkan handphonenya ke saku celana.

"Yoi, dia marah disangkanya gue bolos. Mana di samain sama lo lagi yang tukang bolos."

"Yee kampret, gue bukannya tukang bolos."

"Terus apaan?."

"Cuma meliburkan diri."

Gracio menoyor kepala zee. "Sama aja alien."

Setelahnya mereka di panggil dan melunaskan pembayaran pembokingan.
Habis itu mereka mengantri lagi di tempat tiket yang berbeda untuk memesan tiket yang lainnya.

"Ini seriusan kita pagi ini ke solo?."

"Menurut lo?."

"Kan kita bisa booking hotel lewat online gracio."

"Gue ga gaptek ya, gue juga tau. Tapi gue harus pastiin hotel itu baik dan masuk kriteria shani."

"Ya tapi ga kita kesana juga gracio, gue sambit juga lo!." Ujar zee yang kesal.

Nous [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang