6. Terungkap

1K 93 1
                                    

"Aku cinta dia, tapi dia pergi."

"Siapa?."

"Vino putra."

Gracio tidak tau harus berbuat apa ketika orang yang shani cintai akhirnya ia ketahui.sesak dan ingin tau lebih jauh yang ada dipikiran gracio saat ini.

"Shani?."

Shani tidak menjawab dia hanya melihat gracio yang tampaknya mulai muram.shani tau perubahan dari mimik muka lelaki ini.

"Aku taakan melanjutkannya ge."

"Lanjutkan saja, aku baik-baik saja. Mari berbagi beban shan, aku hanya ingin kamu lega."

"Ge?."

"Aku tidak memaksamu shan."

Helaan lolos dari shani. Rasanya shani ingin berbagi cerita pada gracio entah kenapa, hatinya seakan mendukung untuk shani berbagi cerita pada gracio.

"Aku akan lanjutkan ceritanya ge."

Shani menutup mata sebentar dan mengatur nafas sebelum akhirnya bercerita. Membuka luka ini lagi.

"Aku kenal dia waktu aku masuk SMP,dia juga suka menulis dan menggambar, makanya aku juga sekarang suka keduanya ge. Kita kenal, sering main dan pertemanan kita berlanjut sampai kita masuk SMA, awalnya aku kira aku tidak menyukainya ge, aku kira aku hanya kagum terhadapnya. Tapi lama kelamaan dan seiring berjalannya waktu aku menyukainya ge. Dia baik dan selalu ada bersamaku setiap saat, kita belum menjalin hubungan tapi aku yakin dia juga menyukaiku karena sikap dia terhadapku ge. Aku hanya memiliki dia gaada orang lain lagi, sampai akhirnya lulus SMA dia nyaranin aku untuk masuk ilmu komunikasi, dia hanya ingin aku memiliki teman dan bisa berkomunikasi dengan orang banyak, karena sebelumnya aku tidak memiliki teman kecuali dia, dia meyakini aku bahwa semuanya baik-baik saja, karena hidupnya adalah aku. Akhirnya aku mendaftar di kampus sekarang dan masuk ilmu komunikasi. Saat aku dinyatakan menjadi mahasiswa ilmu komunikasi seperti harapannya justru dia pergi entah kemana ge, dia membawa semua harapanku bersamanya yang sekarang aku sedang terjebak di dalamnya bersama angan-angan."

Shani mulai mengeluarkan air mata, gracio yang melihatnya sungguh tak tega. Gracio merangkul bahu shani agar lebih dekat dengannya.

"Kalo ga sanggup cerita gausah di lanjut shani." Ujar gracio sambil menghapus air mata shani.

"Aku akan ceritakan satu cerita lagi ge."

"Tidak usah shan."

"Gpp."

Akhirnya shahi melanjutkan ceritanya. "Tepat aku masuk kuliah, aku mendapatkan hal yang tak terduga ge. Ayahku menghianati mamah. Dia selingkuh dan memilih selingkuhannya daripada kami. Ternyata dia sudah bermain di belakang cukup lama ge, tapi puncak ketahuannya baru saat aku masuk kuliah. Ketika itu aku merasa semuanya tidak adil terhadapku. Semesta seolah tidak ingin aku bahagia, aku di patahkan oleh 2 lelaki yang sudah ku anggap sebagai pahlawan. Hidupku udah terlalu berantakan ge,semuanya seolah tidak tertata dan tidak hidup, semuanya mati bersama semua duka."

"Kita pulang ya shani?."

Shani menggeleng sebagai jawaban. "Aku gamungkin pulang dengan mata sembab ge."

"Yaudah ikut aku ya?."

"Kemana?."

"Terserah aku dong, yuk!."

Akhirnya mereka meninggalkan arena pantai,menyusuri kota yang semakin malam justru semakin ramai.untung saja mereka mengendarai motor, jadinya bisa nyelap-nyelip sana-sini.udara jakarta malam ini nyatanya cukup dingin dibandingkan hari sebelumnya,shani yang hanya memakai kaos lengan panjang pun tetap saja merasakan kedinginan.

Nous [END]Where stories live. Discover now