14. Berjarak

1K 87 2
                                    

Pagi ini shani berangkat menuju kampus dengan menaiki bis kembali, rasanya sudah lama sejak kehadiran gracio ia tak menaiki kendaraan umum.

Gracio tak bisa menjemputnya karena ia ada jadwal kuliah lebih awal daripada shani, pesan singkat yang ia kirim membuat shani mau tak mau berangkat ke kampus seorang diri. Rasanya sedikit aneh ketika berangkat sendirian lagi, mungkin faktor hampir setiap hari gracio selalu di dekat shani.

Keadaan dalam bis cukup ramai, shani duduk di kursi dekat jendela. Memori ingatan shani kembali berputar kala ia pertama kali berbicara dengan gracio yang tiba-tiba ada di sebelahnya dan memberikan sebuah pmp/ipod yang terdapat beberapa lagu yang kata dia cocok untuk di dengar di dalam bis tapi shani tolak, tingkah gracio yang mengajaknya berteman dan mengikutinya yang membuat shani kesal.

Shani tersenyum kala mengingat semua itu, sosok laki-laki yang tak pernah ia kira sekarang selalu ada di dekatnya, yang selalu memberikan kejutan yang tak pernah shani bayangkan, yang selalu mengajaknya makan soto dengan semangat tapi mendadak lesu ketika ia harus meminum es teh manis kesukaan shani yang tak memakai gula. Wajah pasrah gracio kini tercetak jelas di ingatan shani dan gracio selalu berkata.

"Shani nanti kita coba pake satu sendok gula ya biar ada rasanya. Tapi kali ini aku kuatin minumnya sebab ada kamu di depan aku. "

Kata-kata gracio beberapa kali ketika meminum es teh kesukaan shani, yang sangat shani hafal kali ini.

Kenapa memikirkanmu makin hari bisa membuatku menjadi senang ge?.

-----

Shani berjalan dengan santai,sesekali banyak yang menyapa shani, aneh rasanya.dulu yang tak pernah di anggap keberadaannya, yang selalu di tatap aneh kini berganti menjadi tatapan orang yang seakan memuja. Ia berjalan dengan cepat agar sampai di kelasnya dengan cepat.

Saat shani masuk ke dalam kelas, ternyata dosen sudah ada di belakang shani. Seperti biasa ia duduk di samping zee yang sudah terlebih dahulu ada di dalam kelas.

Selama pembelajaran shani fokus pada dosen yang sedang menjelaskan materinya, tapi fokusnya terbuyar kala zee terus berbisik kepadanya.

"Shan."

"Shan."

"Shani."

"Woy pacarnya gracio!."

Sontak shani langsung melirik ke arah zee.lelaki itu cengengesan kala shani melihatnya dengan tatapan tajam.

"Diem bisa ga sih zee."

"Gue laper shan."

"Ya makan."

"Yaudah gue bolos kelas lagi aja kali ya?."

"Minggu lalu kamu udah bolos zee, aku gamau ya punya temen tukang bolos."

"Dasar galak bener pacarnya si gracio." Gumam zee.

"Aku masih bisa denger ya zee."

Zee yang tak menjawab pernyataan shani pun kini menenggelamkan wajahnya pada kedua tangan yang dilipat di atas meja. Zee tak hanya lapar ia juga sedang menyiapkan mental untuk memberi tiket ke Solo yang di pesan gracio minggu lalu.

Nous [END]Where stories live. Discover now