16. Kisah Belum Usai

920 82 12
                                    

Pagi yang sejuk di kota Solo menyapa shani dengan indah,matahari menampakan sinarnya begitu terang kala shani membuka gorden kamar hotelnya. Berjalan menuju balkon hotel untuk sekedar menghirup betapa enaknya udara di pagi ini.

Kota solo di pandang dari ketinggian sungguh membuat mata tak bisa lepas dari pandangannya, mereka punya caranya sendiri untuk menarik semua orang agar bisa datang kesini.

Tak lama ada yang mengetuk pintu kamarnya, shani berjalan dan membuka pintu. Ternyata petugas hotel yang membawakannya sarapan pagi. Ia menerimanya kemudian berjalan ke arah balkon kembali untuk menikmati makanannya.

Menu sarapan pagi ini adalah soto lamongan dan segelas teh hangat yang di samping kirinya terdapat tempat gula. Apa ini sebuah kebetulan ketika ia sedang merindukan seseorang?. Shani menyantap soto tersebut dengan wajah merekah, entah kenapa rasa soto ini begitu enak, mungkin ia akan mengganti makanan favoritnya dari nasi kuning telur menjadi soto. Setelah ia menyantap makanannya sampai habis, ia beralih meminum teh hangat yang belum memakai gula tersebut, tak lama ia ingat dengan gracio yang katanya coba memakai satu sendok gula agar ada rasanya. Shani menuangkan sesendok gula tersebut dan langsung meminumnya hingga habis.

Ternyata tidak buruk, tetap enak meski memakai sesendok gula.

Setelah menikmati sarapannya ia kembali ke dalam kamarnya, menonton acara tv pagi. Ketika sedang asik menonton tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kembali. Shani mematikan tv tersebut dan berjalan untuk membukakan pintu. Saat ia membuka pintu ternyata vino sedang tersenyum ke arahnya.

"Pagi shani, sudah siap?." Tanyanya.

"Siap apa?." Ujar shani mengerutkan keningnya.

"Kan aku sudah bilang aku akan mengajakmu keliling solo."

"Ohiya aku lupa, maaf."

"Gpp, sekarang siap-siap gih, aku tungguin."

Shani mengangguk, kemudian masuk kembali ke kamar hotel untuk mengganti baju.

Tak lama kemudian ia sudah siap dan berdiri di samping vino tanpa suara, vino yang menyadari keberadaan shani kini menggenggam tangan shani dan membawanya pergi dari hotel.

Vino mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang, di dalam mobil hanya terdengar radio agar suasana tidak sepi. Shani melihat ke arah luar jendela melihat pejalan kaki dan juga pengendara yang berlalu-lalang.

"Shani?."

Shani mengalihkan tatapannya, menatap vino. "Hmm, iya apa vin?."

"Boleh ga hari ini hanya ada aku dan kamu tanpa melibatkan orang lain?."

"Maksud kamu?."

"Iya kita habiskan waktu berdua, tanpa bertanya ataupun memikirkan orang lain, bisa?."

Shani terdiam, entah ia harus menjawab apa. Ia takut kembali jatuh pada lelaki ini, tapi di lain sisi bukannya ini yang ia harapkan? Menghabiskan waktu setiap saat bersama lelaki disisinya? Bukankah ini kesempatan ia mendapatkan jawaban atas hatinya?.

"Iya, hanya ada aku dan kamu." Ujar shani.

Vino tersenyum, mengambil sebelah lengan shani dan menggenggamnya.

Tujuan mereka pertama adalah ke Taman Sriwedari, melihat atraksi seni yang cocok menjadi hiburan.

Tujuan mereka pertama adalah ke Taman Sriwedari, melihat atraksi seni yang cocok menjadi hiburan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nous [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang