17. Tegar

903 86 10
                                    

Terhitung sudah 5 hari gracio dan shani tidak saling berkomunikasi. Gracio hanya mendapatkan info dari dinan bahwa shani dan vino semakin dekat, semakin menikmati liburannya.

Gracio juga semakin menjaga jarak dengan shani, ia tak tau apa yang harus ia perbuat selain meminta bantuan dinan agar shani terus berada dalam pantauan temannya itu. Semakin dipikirkan membuat gracio semakin sakit, tak ada salahnya bukan jika lelaki juga boleh patah hati?.

Tapi dibalik kesedihan gracio, ada kegembiraan yang tak dapat di cegah, sebab veranda sudah bisa berjalan seperti semula lagi, sudah bisa berjalan jauh dan normal. Terhitung sejak 2 hari yang lalu, veranda yang di temani gracio ke rumah sakit untuk memastikan sudah 100% sembuh tersebut tak dapat menahan harunya,tak hanya veranda saja yang menangis gracio pun ikut menangis kala dokter memberikan hasil cek upnya bahwa veranda sudah bisa beraktivitas seperti semula.

Sore ini gracio sedang duduk di tepian danau buatan kampusnya seorang diri sambil melemparkan beberapa batuan kecil. Jujur saja gracio ingin sekali menyusul shani ke Solo tapi ia tak sanggup, setelah insiden dimana dinan memberi taunya bahwa shani dan vino akan berciuman dihari esoknya sampai kemarin dinan memberi info lagi bahwa shani tertawa bahagia bersama vino,sudah seperti sepasang kekasih yang begitu bahagia.

Shan? Kamu tidak lupa jakarta kan?.

Saat asik melamun tiba-tiba ada perempuan duduk di samping gracio sambil membawa sebotol minuman jeruk. Perempuan tersebut menyodorkan minumannya kepada gracio.

Gracio yang melihat sebotol minuman tersebut menoleh, tak lama tersenyum sambil mengambil minuman tersebut.

"Ngelamun aja." Kata perempuan tersebut.

"Gue ga ngelamun, cuma lagi ngelemparin batu."

"Sama aja kali, lo kenapa sih? Dari pas di kelas juga ngelamun terus."

"Gpp, lo belum balik?."

"Belum, gue males dirumah terus."

"Terus rencananya lo mau kemana?."

"Gatau."

"Yaudah, temenin gue aja disini. Sejuk kan udaranya?."

"Sejukan juga liat wajah lo."

Gracio terkekeh dengan penuturan perempuan tersebut.

"Dari lo di kantin kampus waktu itu sampai sekarang nih di danau, kenapa sih lo hobi sendiri terus?." Tanyanya.

"Suka-suka dong." Ujar gracio sambil tertawa.

"Rese lo."

-----------

Shani dan vino kini sedang berada di bukit sambil menikmati hamparan rumput hijau yang mencerahkan mata, duduk di ujung bukit yang di penuhi oleh wisatawan.

Kenapa pada saat ia berada disini jadi ingat gracio yang membawanya ke bukit alesano waktu itu ya?.

Ge, kamu kemana?.

Tangan vino memegang kepala shani dan menyuruhnya agar bersandar pada bahunya, tak lupa ia mengusap rambut shani. Shani terdiam, hatinya kini bimbang dalam sebuah keraguan yang tak bisa terhindarkan.

Perlakuan vino kepadanya selama disini membuat shani kembali menaru harapan tinggi.

"Shani?."

"Kenapa?."

"Kamu bahagia?."

"Iya."

Nous [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora