BAB 10

13.6K 852 22
                                    

Menyedihkan, Aksa terbangun di kursi belajarnya karena tadi malam ia makan seblak di meja belajar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menyedihkan, Aksa terbangun di kursi belajarnya karena tadi malam ia makan seblak di meja belajar.

Meja belajar sudah beralih fungsi.

Pagi ini seharusnya Aksa sekolah, tapi karena satu dan lain hal Aksa tidak sekolah.

Pertama, Aksa bangun jam 7 lewat.

Kedua, biasanya Mamanya sudah berkacak pinggang jika Aksa telat bangun, sekarang? Sekarang bahkan Mamanya tidak sama sekali membangunkan Aksa.

Ketiga, kebetulan Aksa malas sekolah hehehe. Kalau disuruh libur, siapa sih yang enggak mau, iya kan?

Tapi hal yang Aksa takutkan sekarang adalah...

Aksa takut turun untuk makan, enggak kebayang kalau tiba-tiba Mamanya yang pendiam nan baik merubah menjadi singa.

Awww ngeri ngebayangin!

1 jam Aksa menahan lapar di kamar, alamaqjang anak orang kaya kelaparan, baru kali ini! Live streaming anak sultan kelaparan!

"Nambah sejam lagi, hitung-hitung diet." Gumam Aksa melihat jam, sudah mau jam 9 aja.

Yah enggak bertahan 5 menit setelah Aksa berkata demikian, Aksa langsung gusar sendiri "akhhh laparrr." Akhirnya Aksa memutuskan untuk keluar.

Tapi Aksa berasa jadi maling kali ini, mau tahu kenapa?

Masalahnya Aksa mengendap-endap untuk keluar. Hingga Aksa menoleh ke arah kanan untuk memastikan apakah ada orang atau tidak.

"Sudah bagun bos?"

Bagai kuntilanak di siang hari, Aksa sangat kaget begitu melihat ke depan ternyata ada Papanya yang berdiri dengan menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

Aksa langsung bediri tegap kayak ikut latihan militer deh. Enggak lama Aksa canggung sendiri dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Umm Papa enggak kerja?" Basa-basi dulu cuy, etika dipakai lah.

"Papa yang punya kantor, terserah papa mau masuk atau enggak." Waahh anjayy Papanya muka dingin, dan datar ternyata bisa songong macam Neneknya Ardelia.

Prok prok prok, tanpa sadar Aksa bertepuk tangan.

Prok. Tepuk tangan Aksa tidak berlanjut ketika papanya menatap datar ke arahnya, ya Tuhan senyum dikit kenapa.

"Makan." Kata Alex.

"Tanpa Papa suruh Aksa mau makan kok Pa." Memang dasar Aksa babon.

"Memang kamu enggak takut ketemu Mama?" Ternyata Papanya punya bakat jadi cenayang yah.

"Ummm anu itu apa sih namanya." Aksa jadi gagap sendiri.

"Papa sekolahin kamu biar bisa bicara yang tertata, bukan anu anu. Anu kamu lepas?" Anjir kalau bukan papanya si Aksa, Aksa bakal sentil dah tu mulut. Untung Papa sendiri...sabar!

AKHANSA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang