BAB 15

13.7K 879 71
                                    

Hey double up! Jangan lupa komen and vote nya, jangan khawatir gue enggak minta komen banyak" lagi wkwkw gue takut jari lo pada keriting, tapi bukan artian kalian enggak komen yah!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hey double up! Jangan lupa komen and vote nya, jangan khawatir gue enggak minta komen banyak" lagi wkwkw gue takut jari lo pada keriting, tapi bukan artian kalian enggak komen yah!

Selamat menikmati!
Enjoyyy

Beberapa hari berlalu, Seyla juga semakin membaik, sebelumnya Alex membawa Seyla ke psikiater biar tahu lebih lanjut, tapi ini bukan hal yang serius banget, masih bisa di tangani. Seyla juga sudah menyesal.

Lupakan, seiring berjalannya waktu Ardelia memberi saran agar Aksa menikah dengan Khansa. Perundingan di lakukan malam itu, baik Ibel, Zach, Alex dan Seyla telah memperundingkan bahwa jalan terbaik adalah menikahkan Aksa dan Khansa.

Aksa, selama perundingan dia menguping dari luar. Yah memang perundingan di lakukan di ruangan kerja Papanya, Aksa senyum-senyum enggak jelas saat keputusan finalnya adalah Aksa akan menikah dengan Khansa.

Selama beberapa hari ini Aksa juga tersiksa karena tidur di kamar tidur tamu, Aksa rindu kasurnya.

Kalau Aksa nikah sama Khansa itu artiannya Aksa bakal satu kamar kan sama Khansa? Oh ya Tuhan, membayangkannya membuat Aksa senyum-senyum tidak jelas.

Tidur sekamar iya, tidur satu kasur juga iya? Aduhhh poko'e mantul.

Saat asik menguping di pintu Aksa sampai tidak sadar kalau pintu nya sudah di buka. Enggak kerasa gitu yah ke mundur gitu?

"Heh ngapain kamu disini Aksa?" Tunjuk Ardelie Neneknya kaget melihat Aksa yang anteng macam cicak yang nempel di dinding.

Aksa langsung berdiri tegap lalu menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Loh nenek kapan keluarya"

"Baru saja, kamu ngapain disini?"

Saat Ardelia menangkap basah Aksa menguping, Zach, Ibel, Alex dan Seyla datang dari belakang Ardelia.

"Loh Aksa kok disini Nak?" Tanya Seyla.

Mata Ibel sudah memicing, apa lagi selain nguping? Aksa sudah enggak ahli yang namanya menipulasi Ibel.

"Yakkk lo nguping yahhh." Tuduh Ibel sambil menaik turunkan alisnya.

"Dih apaan, orang Aksa baru aja lewat mau ke..." Alamaqjang Aksa salah ngomong lagi, ini kan ruangannya ada di ujung, terus mau kemana? Mau loncat dari lantai 2 ke lantai 1?

"Mau kemana hah. Mau bunuh diri lo?"

"Kalau Iya kenapa." Aksa menantang, sebenarnya takut juga.

"Heh." Tegur Alex, perkataan itu bisa jadi doa.

"Aksa kembali ke kamar, jangan lupa tanyain Khansa mau makan apa." Sudah kebiasaan Alex untuk mengingatkan Aksa untuk menanyakan Khansa mau makan apa, karena Alex tahu orang hamil itu ngidamnya aneh-aneh, dan selama di sini Khansa tidak pernah meminta yang aneh-aneh.

AKHANSA (END)Where stories live. Discover now