Siapa yang tidak kenal dengan Aksara William?
Laki-laki yang dijuluki 'master gombal' ini memang lah laki-laki tampan. Tapi, ini bukan cerita Badboy apa lagi fuckboy. Ini adalah cerita Aksa, laki-laki tukang gombal, receh, jahil, bobrok, semua itu...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Heyyo wattpad Aksara check! Niat hati enggak mau up, eh entahlah jadi up ahaha.
Selamat menikmati!
Belum konflik, jadi masih santai. Enjoy lur.
🍁🍁🍁
Sudah 4 hari berlalu, hari ini baik Ibel dan dan Khansa sama-sama sudah di perbolehkan pulang.
Tentu keduanya langsung beristirahat di kamar, Khansa di temani oleh Aksa dan Ibel di temani Seyla, Alex pergi ke kantor dan si Nenek gaul belum datang.
"Sudah pulang dari rumah sakit, kok lo masih cemberut gitu sih?" Tanya Aksa.
Khansa menggeleng, andai Khansa bisa bilang ke Aksa kalau Khansa rindu Bapak dan Ibunya.
"Enggak papa." Kata Khansa sambil tersenyum kecil.
"Tidur dong, dari tadi lo enggak ada tidur, cuma duduk doang." Ucap Aksa, ada kali 3 jam an Aksa nunggu Khansa tidur, eh orangnya kagak tidur-tidur.
Perlahan Khansa mengangguk, lalu di bantu Aksa mengantur bantal agar Khansa nyaman.
"Gimana, sudah enak?" Tanya Aksa.
Khansa mengangguk, Aksa menaikkan selimut hingga sebatas dada Khansa.
Khansa memejamkan matanya, lama-lama jadi ngantuk beneran.
Aksa yang melihat itu berniat untuk mencium kening Khansa, tapi kok deg deg an macam mau malam pertama.
"Jantung gue mulai gila, lihat kening aja dag dig dug ser kayak dangdutan." Gumam Aksa sambil memegang dadanya.
Besok-besok harus pergi ke dokter spesialis jantung, takutnya saja punya riwayat jantungan lihat perempuan titisan surga macam Khansa ehehe.
"Cium kagak cium kagak." Aksa mengulang perkataan itu di jarinya yang ada sepuluh.
Hingga jari kesepuluh ke menunjukkan kata 'kagak' kecewa hayati Aksa.
"Cium aja lah." Kata Aksa langsung mendekatkan dirinya ke Khansa.
"Eh enggak jadi, takutnya dosa karena tadi enggak di bolehin sama jari sendiri." Ujar Aksa lalu berdiri dan pergi.
Prinsip Aksa, kita itu harus komitmen. Enggak yah enggak, iya yah iya, kalau enggak tiba-tiba iya kan lain cerita. Jilat ludah sendiri lu cuy.
