BAB 42

9.7K 632 106
                                    

Enjoying this part!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Enjoying this part!

Selamat menikmati, yang kemarin marah-marah sok mangga atuh diredahin dulu marahnya.

🍁🍁🍁

Pergi melihat suamiku di mandikan, di makamkan itu yang membuatku sangat sedih.

Membayangkan betapa susahnya hidup di Kota sebagai seorang janda muda.

Atau bahkan hidup sebatangkara karena suami yang dicintai telah pergi meninggalkan dunia.

Habis terkuras air mata Khasa. "Kenapa kamu ninggalin aku hiks."

"Aku enggak kuat dalam situasi ini."

Terasa kepalanya di tepuk pelan. Halunya ini semakin menjadi-jadi.

"Jangan hantui aku Aksa."

"Siapa yang hantui kamu."

"Kamu lah siapa lagi."

Sebentar, ini Khansa berbicara sama siapa?

Ditadahkan kepalanya mendongak ke atas, bisa Khansa lihat Aksa yang tersenyum ke arahnya masih memakai baju rumah sakit.

"Aghh kamu pasti setan kan." Suara bindeng yang khas dari Khansa karena hidungnya sudah memerah karena menangis.

"Enggak, ini aku Aksa." Kata Aksa masih berdiri di depan Khansa.

Khansa diam, dari tadi memang dia hanya menghayal bagaimana hidupnya tanpa Aksa. Yang scene di atas itu hanya haluan Khansa. Kan dari tadi Khansa menunduk sendu karena alat pernapasan Aksa di lepas.

Khansa bergerak mundur menjauh dari Aksa.

"Ka-kamu."

Aksa berjongkok beberapa meter dari Khansa. "Kenapa, ini aku."

Khansa menggeleng. "Lain kamu bukan Aksa."

Aksa tersenyum. "Atas dasar apa kamu bilang seperti itu sayang?"

Agh Khansa bisa gila rasanya, sudah berpikir Suaminya meninggal dan ia yang akan pergi ke kuburan Suaminya itu.

Nyatanya itu semua cuma bayang-bayang Khansa jika benar itu terjadi.

Aksa berjalan mendekat ke Khansa lalu mendekap tubuh Khansa. Khansa menegang, apa benar ini Aksa?

AKHANSA (END)Where stories live. Discover now