BAB 13

12.2K 797 190
                                    

Hey, double up nih

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hey, double up nih...
Lumayan panjang juga yah.
Selamat menikmati!


Khansa benar-benar kehabisan tenaga, dia tidak bisa melawan sama sekali sekarang.

"Ma, Khansa tolong jangan." Khansa berbicara sebaik dan selembut mungkin agar hati Seyla luluh.

"AYO, INI DEMI KEBAIKAN BERSAMA KHANSA, HABIS ITU KAMU BISA SEKOLAH LAGI, KAMU MAU SEKOLAH KAN?!?!?"

Khansa menggeleng, Khansa memang ingin sekolah tapi kalau Khansa kehilangan Anaknya Khansa enggak bisa, Khansa sudah terlalu sayang pada Anaknya walau masih di kandungan. Menurutnya membunuh darah daging sendiri itu sangat kejam.

"Ma, Khansa enggak papa tinggal di bawah jembatan lagi asal Anak Khansa tetap ada hikss."

"Di luar sana banyak yang mau Anak, tapi kenapa Mama mau bunuh Anak Khansa." Timpal Khansa, hatinya benar-benar sakit, Anaknya tetap utama di hidupnya sekarang.

Mau bagaimanapun ia tercipta dia tetap Anak Khansa, Anak yang bakal buat Khansa bahagia dengan cara sendiri.

"Saya mau tapi saya sudah setres Khansa, Aksa harus sekolah tinggi-tinggi dulu lalu menggantikan Papanya di kantor, kalau seperti ini bakalan susah." Kata Seyla ikut jongkok, kepalanya benar-benar mumet, hati dan tubuh Seyla sebenarnya tidak sinkron.

Seyla tahu rasanya jika disuruh menggugurkan Anak tapi bagaikan di rasuk jin, tiba-tiba Seyla akan tetap memperjuangkan masa depan Aksa yang cerah. Apa kata orang jika Aksa yang notabenenya anak perusahaan terkaya di Indonesia telah menghamili perempuan di luar nikah?

Seyla tidak mau menjatuhkan derajat Anaknya sendiri, tapi disisi lain Seyla mau Khansa tetap bersama dengan Aksa. Tapi...

Tapi semua itu hanya fiktif belaka, Seyla benar-benar frustasi.

"Saya bingung Khansa, sayang bingung!"

"Ma, Khansa enggak bakal kasih tahu ini anak Aksa, Khansa enggak nyuruh siapapun tahu kalau ini anak Aksa, tapi Khansa cuma mau satu, jangan gugurin anak Khansa." Kata Khansa masih pada posisi awalnya memeluk perutnya sendiri dengan tangannya yang melingkar.

"ENGGAK, AYO KAMU IKUT SAMA SAYA." Karena posisi Khansa yang tidak siap menghadapi serangan tiba-tiba, Khansa jadi mudah di seret oleh Seyla.

"Hikss tolong jangan, jangan Ma."

"Ya Allah tolong Khansa, tolonggg siapapun tolongg Khansa saat ini."

"Cepat kamu naik." Seyla menunjuk kasur khusus aborsi.

Khansa menggeleng. "Enggak, Khansa enggak mau Ma." Suara Khansa mengecil, suaranya sudah habis untuk berteriak.

Sekarang hanya ada Tuhan dan kata hati Khansa yang tau selanjutnya.

AKHANSA (END)Where stories live. Discover now