BAB 33

8.7K 624 39
                                    

Quotes for today! "Sesena

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Quotes for today!
"Sesena. Sepi, sedih, merana."
-Aksara-

Selamat menikmati!

Sudah aku baca ulang sebelum publish, kalau masih ada typo atau kesalahan lainnya berarti mataku picek ehehe.

🍁🍁🍁

Ini tepat ke tiga hari Khansa dan Aksa saling tidak bertegur sapa, tidak saling bercerita bahkan tidak saling menatap. Lebih tepatnya Aksa yang terus menghindar dari Khansa.

Khansa selalu berusaha menyampaikan apa yang ingin Khansa sampaikan. Tapi naas, selalu Aksa tolak, lebih tepatnya Aksa menghindar.

Khansa selama tiga hari sudah makan? Jawabannya no! Khansa sama sekali tidak makan, Khansa anggap dirinya lagi puasa mengganti yang bolong saat puasa kemarin. Khansa juga tidak tahu apakah Aksa tahu dirinya sudah makan atau belum. Beberapa kali juga Khansa melihat Aksa makan dengan tenang di meja makan sambil memainkan hpnya.

Sama seperti ini, lagi-lagi Aksa mau berangkat bekerja, padahal tadi malam Aksa baru pulang jam 12 dan Khansa tunggu. Dan apa hasilnya? Aks a langsung masuk kamar dan tidur.

Khansa saat ini lagi berbaring di sofa, dari tadi malam dia tidak minggat dari sofa karena perutnya benar-benar sakit. Untuk berjalan pun Khansa susah menahan sakitnya.

Begitu Khansa lihat Aksa keluar dari kamar, Khansa memanggil Aksa dengan sisa tenaganya, matanya sayup-sayup. Sambil memegang perutnya Khansa memanggil Aksa.

"A---Aksa." Dengan memejamkan matanya menahan sakit Khansa berusaha memanggil Aksa yang masih duduk di meja makan sambil meminum air putih.

"....." Tidak ada sahutan.

Khansa menangis, ayolah c'mon Aksa lihat Khansa yang sedang sekarat sekarang.

Begitu Aksa berdiri Khansa rasa Aksa sudah mau berangkat, Khansa masih berusaha memanggil Aksa. Tapi sama, Aksa diam tidak menyahut.

Begitu Aksa melewati sofa, Khansa mau turun dari sofa, tapi saking lemasnya Khansa jatuh dari sofa ke lantai, untung saja ada karpetnya tapi tetap saja rasanya sangat sakit.

"Hikss A-aksa."

"Akhhhh perut aku." Rintih Khansa. Perutnya terasa tertusuk-tusuk.

Aksa diam begitu mau keluar, mendengar rintihan Khansa menusuk relung hatinya. Tapi... tentu saja Aksa masih diam. Rintihan Khansa semakin terdengar di telinganya.

AKHANSA (END)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora