Episode X

3.9K 437 10
                                    

Sudah mulai ke bagian konflik. Setelah episode-episode sebelumnya disuguhi dengan kebahagiaan Alya dan Prana, kini kalian bakal tahu di mana bagian konfliknya.  Jangan lupa taburkan bintang dan komentarnya. Selamat menikmati. Terima kasih.




Aku bawa kunci cadangan. Kamu tidur dulu aja. Ada beberapa hal di kantor yang harus kuselesaikan.

Prana memastikan jika itu bukanlah kalimat yang akan menyakiti perasaan istri cantiknya. Sedikit kebohongan membuat hatinya terusik. Berkali-kali ia meyakini jika itulah yang terbaik untuk mereka saat ini. Ia belum siap membuka semuanya pada Alya. Tidak sekarang.

Hembusan napas berkali-kali keluar dari hidung laki-laki itu. Terasa berat dilakukan. Hatinya meragu. Setiap kali ia melangkah, seperti ada beban berat yang menusuk kakinya. Sampai akhirnya ia tiba di tempat ini.

La Mode berdiri megah di Kota Paris. Hanya berjarak kurang dari tiga kilometer dari Menara Eiffel. Ini tempatnya para wiraswasta dan pelancong. Wiraswasta saling bersaing secara sehat dalam menjual jasa dan produk mereka pada wisatawan. Mobilitas tinggi membuat waktu terasa sedikit. Rasa-rasanya 24 sehari tidak akan cukup. Ruko yang berjejer di sepanjang Jalan Rue Washington.

Tidak mudah bagi Prana untuk kembali ke tempat ini setelah berbulan-bulan kejadian suram itu. Selalu ada luka yang mengoyak hatinya setiap kali mengingat tempat ini. Tapi, Prana harus siap. Ia tidak ingin terjebak pada luka masa lalu. Ia akan mengenangnya. Setidaknya, sebelum luka itu ada, banyak kebahagiaan yang ia rasakan di tempat ini.

Prana menggerakkan jari kanan ke dalam saku celana panjangnnya. Ia merogoh untuk mengambil sebuah benda tipis yang selama ini disimpannya. Tangan Prana bergetar. Ia menjulurkan jemarinya-yang menggenggam kunci-ke celah tipis di tengah gagang pintu. Tangannya bergerak memutar kunci ke arah kanan. Suara decitan benda besi itu terdengar. Terbuka ketika Prana menarik gagang pintu itu. Ia melangkah kakinya masuk.

Prana merasa terseret ke masa lalu ketika kakinya menginjak lantai ruko ini. Kepalanya berputar. Segala memori yang masih terekam dalam pikirannya kembali terlihat. Dalam matanya, laki-laki itu melihat sesosok yang amat diriindukannya. Perempuan cantik berambut pirang. Mata birunya menatap wajah Prana dengan penuh binar. Bibir merahnya bergoyang-saat mengucapkan sesuatu pada Prana.

"Hai, I'm Noëlle."

"Prana, let's be together."

"I love you, Prana."

Suara-suara membuncah di kepalanya. Kalimat itu laksana alunan musik yang terus membuat isi kepalanya menari-nari. Kotak memori yang selama ini tertutup kembali terbuka. Ruangan ini menjadi kunci yang membukanya.

Prana mencoba menutup matanya. Ia meredam segala emosi yang berkecambuk dalam hatinya. Hanya sesaat. Ketika matanya terbuka, ia menyadari jika ruangan ini masih sama. Tidak pernah berubah sejak enam bulan lalu ia tinggalkan. Ia menoleh-memperhatikan figura di salah satu dinding. Sebuah lukisan. Ada sosok dirinya dalam goresan cat minyak itu. Ia sedang tersenyum memandang perempuan cantik di hadapannya.

Hati Prana berdesir. Ia mengambil album foto yang tergeletak di atas meja kecil di samping lemari besar. Tangannya gemetar membuka perlahan. Noëlle mengabadikan ciuman pertama mereka di bawah langit Kota Milan, Italia. Di kota mode itulah, mereka memproklamirkan sebagai pasangan. Menikmati setiap hari saat perempuan itu menyaksikan Milan Fashion Weeks. Saat itu, tabungan Prana tidak banyak. Itu uang hasil bekerja di sebuah perusahaan tekstil-baru beberapa bulan. Ia tetap mengeluarkan tabungannya untuk mengajak Noëlle ke Milan.

Noëlle, perempuan pertama yang membuat dadanya bergejolak saat pertama kali melihatnya. Jean-sahabatnya sejak kuliah mengajaknya berpesta di tahun baru. Itu pertama kali Prana ikut pesta ala Perancis. Ia tahu, tidak mudah menemukan teman dekat orang Perancis. Butuh bertahun tahun untuk bisa percaya saling berbagi kisah dengan Jean. Mereka mulai dekat karena sama-sama mengidolakan PSG-Paris Saint Germain-klub sepakbola Kota Paris. Maka, Prana tidak memiliki kesempatan menolaknya terus di setiap momen perayaan awal tahun.

Hari Setelah Kemarin (Selesai)Where stories live. Discover now