Prolog

23.8K 1.8K 9
                                    

Sudah seperti kegiatan rutin yang sering dilakukannya, malam ini Clara kembali berdiri di balkon rumahnya. Matanya menatap ke arah rumah yang berada tepat di seberang, yang saling berhadapan satu sama lain dengan rumahnya. Hanya di batasi oleh jalan dan perkarangan rumah masing-masing.

Lebih kurang sudah empat tahun lamanya rumah itu kosong tak berpenghuni, walaupun setiap akhir pekan Bi Imah akan rutin datang untuk membersihkannya.

Clara menyandarkan tubuh depannya pada pagar pembatas balkon kamarnya yang memiliki tinggi hingga pinggangnya itu. Menikmati angin malam yang berhembus mengenai kulitnya. Clara merapatkan jaketnya agar menutupi tubuhnya dengan baik.

Mata Clara mencoba fokus untuk melihat satu mobil yang masuk ke dalam perkarangan rumah itu. Ada cahaya bulan, lampu teras rumah itu dan lampu jalan yang ada di depan rumah itu yang memberi penerangan di sana.

Mungkinkah keluarga laki-laki itu datang berkunjung setelah ikut menghilang juga dan tanpa kabar sama sekali seperti laki-laki itu?

Clara menyipitkan matanya untuk memastikan bahwa apa yang di lihatnya kali ini tidak salah. Ada sepasang suami istri keluar dari mobil itu. Kemudian dilanjutkan oleh seorang gadis yang Clara kenal siapa dirinya.

Dan ketika seorang laki-laki yang sangat Clara kenali keluar dari pintu mobil bagian pengemudi, Clara segera melangkah mundur beberapa langkah. Tangan Clara langsung memegang dada nya, terasa jantungnya yang berdetak cepat sekali.

“Pekerjaan ini hanya empat tahun Ra, aku pasti akan kembali,” ucap laki-laki itu dengan meyakinkan.

Clara mengangkat kepala, membalas tatapan laki-laki di depannya. “Bagaimana jika Mas mendapat tawaran untuk tetap di sana?” tanya Clara takut-takut.

Tidak sedikit orang yang mendapatkan kesempatan seperti itu. Dengan kemampuan, keahlian dan kerja yang bagus, perusahaan bisa saja mengajukan tawaran untuk tetap di sana walaupun dengan berbagai tawaran yang menarik.

Laki-laki itu tersenyum menenangkan. “Kalau begitu aku akan menolaknya dan tetap memilih kembali ke sini sesuai kesepakatan awal kami.”

“Walaupun Mas akan di beri gaji yang besar dan jabatan yang tinggi?” tanya Clara lagi. Sejujurnya dia takut akan banyak hal. Dan ini salah satunya.

“Aku akan kembali, Ra. Karena kamu ada di sini.”

Laki-laki itu sepertinya memang sudah kembali. Hanya saja, selama empat tahun ini tidak sekalipun dia memberi Clara kabar. Sejak laki-laki itu memberikan Clara pelukan hangat di bandara sebelum berangkat, di saat itu pula terakhir kali Clara mengetahui kabarnya.

Dan malam ini Clara bisa melihat, kalau laki-laki itu ternyata baik-baik saja. Tidak kah dia tau bahwa selama empat tahun ini Clara selalu menunggu kabarnya seperti orang bodoh?

Clara segera melangkah masuk ke dalam kamarnya. Menutup pintu balkon hingga tirainya pun tak lupa dia tutup. Dia menjatuhkan tubuhnya ke atas tempat tidur setelah mematikan lampu kamarnya. Clara menatap langit-langit kamarnya yang bahkan tidak ada apapun yang di lihatnya selain gelap.

“Bahkan ketika akan kembali pun kamu tidak memberi kabar padaku, Mas. Sebenarnya kamu menganggap aku siapa kamu?”

***

Welcome My Love [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang