Bagian 15

11.8K 1.1K 18
                                    

“Tante Clara!”

Clara terkejut ketika menemukan seorang gadis berusia sepuluh tahun memeluk pinggangnya ketika dia sedang merapikan meja kerjanya. Setelah melihat wajah gadis kecil itu yang kini mengangkat kepala dan menatap Clara dengan mata berbinar, Clara tersenyum.

“Bunga? Tumben main kesini?” tanya Clara sambil mengelus kepala Bunga.

Melalui tangannya, Clara bisa merasakan betapa halusnya rambut gadis kecil ini. Clara semakin tidak sabar untuk melihat Kirana tumbuh menjadi gadis kecil yang cantik seperti Bunga nantinya.

“Aku mau ketemu Tante Clara. Tadi Bunda Hani ke rumah, jadi Bunga minta antar kesini.”

Pandangan Clara beralih kepada seorang perempuan yang berdiri didekatnya. Perempuan itu tersenyum sambil menganggukkan kepala singkat ketika Clara menatapnya penasaran.

“Saya Hani, Mbak.”

Clara membalas jabatan tangan Hani. “Saya Clara, Mbak.”

Hani melirik Bunga sekilas, sebelum memperhatikan Clara. “Sekarang jam kerja kamu sudah berakhir kan? Saya jadi tidak enak mengganggu waktu kamu.”

Clara mengangguk dengan pelan. “Sudah, Mbak. Ini saya baru selesai beres-beres.”

Clara tidak tau siapa perempuan yang datang bersama Bunga sekarang ini. Tapi entah kenapa dia berharap perempuan ini adalah calon Mama sambung Bunga. Mengingat Bunga juga sudah memanggil perempuan ini dengan panggilan Bunda.

“Bunga ke tempat Papa dulu ya, Tante. Tante Clara tunggu disini, jangan pulang dulu.”

Tangan Clara kembali mengusap kepada Bunga. “Iya. Tante sama Bunda Hani tunggu kamu disini.” Setelah Bunga berlari kearah ruangan Revino, Clara kembali memusatkan perhatiannya kepada Hani. “Silahkan duduk, Mbak.”

Hani mendudukkan badannya ditempat yang dipersilahkan Clara. Perempuan itu menatap Clara dengan bibir yang tersenyum senang. Akhirnya dia bisa melihat seperti apa Tante Clara yang sering dibicarakan oleh Bunga.

“Bunga bersemangat sekali ketika saya mau mengantarnya kesini. Dia bilang sudah lama tidak bertemu dengan Tante Clara nya.”

Clara tersenyum sebagai tanggapannya atas ucapan Hani. Sejujurnya Clara juga sudah jarang menanyakan tentang Bunga kepada Revino. Hal itu sudah berlangsung sejak Clara menolak lamaran dadakan laki-laki itu.

Entah kenapa Clara selalu merasa seakan-akan dia sedang memberikan harapan kepada Revino ketika dia sering menanyakan tentang Bunga. Dan Clara menjadi tidak enak karena hal itu.

“Mungkin karena Bunga sudah lama tidak main kesini juga, Mbak,” jawab Clara seadanya.

Hani tersenyum tulus. Sejak dia mendengar nama Clara yang sering disebut oleh Bunga, Hani memang selalu ingin bertemu dengan gadis ini. Walau terlihat sangat muda, mungkin lebih muda dibandingkan dengannya, Hani tetap merasa Clara bisa menyayangi Bunga dengan tulus.

Hani bersyukur Revino memilih gadis yang tepat sebagai calon untuk menggantikan posisi kakaknya bagi laki-laki itu dan juga Bunga.

“Sejak kakak saya meninggal dunia, Bunga memang kadang sedikit pilih-pilih saat berdekatan dengan orang baru. Terutama perempuan yang berada di sekeliling Papa nya yang dia anggap seolah-olah ingin merebut Papa nya. Jadi melihat dia sudah sangat akrab dengan Mbak Clara saya rasanya sangat bersyukur.”

Clara membenarkan ucapan Hani. Dia ingat dulu bagaimana sulitnya Clara menyapa dan mengajak Bunga berbicara saat awal-awal mereka bertemu. Dan entah kenapa Bunga kemudian bisa sangat lengket kepadanya hingga saat ini.

Welcome My Love [Tamat]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant