Extra Part 3

13.5K 1K 25
                                    

Clara memperhatikan wajah Kaivan dengan lekat. Laki-laki itu sedang memperhatikan layar televisi dengan kepala Clara yang berada diatas pangkuannya. Tangan kanan laki-laki itu mengusap kepala Clara sementara tangan kirinya digenggam oleh kedua tangan Clara dengan erat diatas perut perempuan itu.

Ada yang mengganggu Clara ketika akhir-akhir ini Kaivan selalu menanyakan tentang masa suburnya ketika sebelum mereka bercinta. Dan pada saat Clara mengatakan bahwa dia sedang dalam masa subur, Kaivan pasti akan membuatnya terlena hingga saat mereka bercinta Kaivan selalu pelepasan diluar tubuh Clara.

Sejak pertama kali Kaivan melakukannya, sebenarnya Clara ingin menanyakan alasan suaminya itu. Tapi dia urungkan karena seakan merasa tidak siap dengan jawaban yang akan diberikan Kaivan kepadanya.

Bahkan laki-laki itu terlihat lega saat tau Clara mendapatkan tamu bulanannya untuk kedua kalinya setelah mereka menikah. Tentu saja hal ini menjadi tanda tanya bagi Clara.

Clara menggigit bibirnya. Pandangannya beralih kesamping dan ikut menatap layar televisi yang menampilkan berita pembunuhan dan mutilasi yang belum lama ini terjadi. Tak lama berita beralih kepada kasus pemerkosaan yang terjadi kepada seorang gadis remaja.

Hanya sebentar Clara menatap televisi sebelum pandangannya kembali beralih kepada Kaivan. “Mas?” panggilnya karena dia benar-benar tidak sabar lagi untuk mengangkat suara dan bertanya. Lama-lama menahan diri membuatnya semakin tidak nyaman.

“Hmm?” gumam Kaivan meliriknya sebentar sebelum mengalihkan perhatian kepada televisi lagi. “Kenapa, Ra?”

Clara menatap Kaivan ragu-ragu. “Aku ingin tanya sesuatu. Tapi kamu janji gak akan marah?”

Kaivan tersenyum geli dan mengalihkan perhatiannya kepada Clara sepenuhnya. Berita di televisi yang sudah berganti itu tidak lagi menarik perhatiannya. “Aku tidak akan marah. Kamu ingin tau soal apa?”

“Kamu belum mau punya anak ya, Mas?” tanya Clara yang seakan terdengar seperti tebakan.

Clara merasa elusan tangan Kaivan dikepalanya terhenti. Laki-laki itu mematikan televisi dengan remote sehingga layarnya menggelap dalam sekejap. “Kamu mau membicarakan tentang hal itu sekarang?” tanya Kaivan kemudian.

“Iya, Mas.”

Segera Clara mendudukkan badannya. Keduanya memperbaiki posisi sehingga duduk dengan kaki yang bersila dan saling berhadapan. Kedua lutut mereka bahkan bersentuhan satu sama lain.

“Kamu belum siap untuk punya anak, Ra.”

Itu bukan pertanyaan tapi kalimat pernyataan. Clara bahkan mendengarnya dengan jelas. Melihat keseriusan Kaivan dalam mengatakannya membuat Clara bertanya-tanya. Apa mungkin dia sudah melakukan sesuatu yang salah sehingga Kaivan mengatakan hal itu tanpa ragu?

Clara menatap Kaivan gugup. “Kenapa Mas berpikir seperti itu?”

“Karena kamu pasti akan langsung bertanya saat pertama kalinya aku pelepasan diluar tubuh kamu saat kita bercinta,” ucap Kaivan. “Tapi kamu tidak melakukannya dan tidak menyinggung tentang hal itu sebelum ini. Jadi aku pikir kamu pun belum siap untuk memiliki anak.”

Sejujurnya Kaivan memang benar, bahwa nyatanya Clara memang belum siap untuk memiliki anak. Karena itu lah dia membiarkan Kaivan melakukan hal itu ketika mereka bercinta seakan hal itu menjadi kesempatan bagi Clara agar mereka menunda memiliki anak.

Hanya saja, saat Kaivan sering melakukannya, tentu saja hal itu menjadi tanda tanya bagi Clara sehingga memberanikan diri untuk bertanya sekarang ini.

Clara mengusap telapak tangannya yang tiba-tiba berkeringat diatas kedua pahanya yang ditutupi pakaian tidur. “Aku memiliki alasan, Mas.”

Kaivan mengelus kepala Clara. “Kamu tidak perlu tegang, Ra. Karena aku juga belum siap untuk memiliki anak.”

Welcome My Love [Tamat]Where stories live. Discover now