Bagian 12

12.9K 1.3K 18
                                    

"Aku ingin bertemu keluarga ku, Mas"

Clara melepaskan genggaman tangan Kaivan dan berjalan berlawanan arah. Setelah Clara sudah mulai menjauh dari pandangan matanya, Kaivan berjalan menuju kumpulan laki-laki yang saat ini seakan sedang menertawainya.

Justin sedang bersama Deri, Qory dan juga beberapa laki-laki lainnya yang tidak dikenal Kaivan. Karena mungkin menyadari bahwa Justin ingin berbicara dengannya, laki-laki lainnya yang Kaivan tebak sepertinya sahabat Justin itu beranjak. Sedikit menjauh dari Justin yang saat ini berdiri bersama dengan Deri dan Qory.

"Hampir saja aku berpikir kau mampu menaklukkannya lagi, ternyata masih belum ya?" tanya Justin dengan nada geli melihat ekspresi Kaivan yang terlihat tidak normal seperti biasanya.

Justin memang memperhatikan interaksi Clara dengan Kaivan saat keduanya mulai terlihat oleh mata Justin. Hanya saja ketika melihat wajah keduanya, Justin menebak bahwa hubungan keduanya masih belum kembali seperti semula.

Kaivan menghela nafas sebelum menggelengkan kepala. “Belum. Clara masih marah dan juga kesal padaku.”

“Kalau begitu dia hanya menyiksa dirinya sendiri, Kai. Apa gunanya coba bersikap seperti ini?” tanya Justin bingung.

Padahal jika mengingat kembali saat-saat di tahun pertama kepergian Kaivan, Clara bahkan sempat ingin menyusul Kaivan karena perasaan rindunya dan tentu saja gadis itu takut jika ternyata sesuatu menimpa Kaivan. Beruntungnya saat itu uang tabungan Clara tidak cukup untuk perjalanannya sehingga dia tidak melakukan keinginannya.

“Ini hanya bentuk kekesalan dan kemarahannya karena empat tahun ini aku tidak memberi kabar padanya. Aku memang berhak mendapatkannya.”

"Kenapa tidak kau katakan langsung alasan kenapa kau tidak memberinya kabar selama ini?" tanya Justin lagi. “Jika dia tau alasannya, Clara pasti tidak akan marah lagi kepadamu. Tentu saja dia tidak bisa menyalahkan mu karena hal itu bukan keinginanmu sendiri.”

Kaivan tersenyum miris. "Aku tidak mungkin mengatakan hal itu secara langsung padanya. Rasanya tidak tepat jika aku yang memberi tau Clara."

Justin menatap iba sahabatnya. Jika saja dia yang berada diposisi Kaivan, dia pun pasti akan bimbang. Tidak mengatakan salah, dikatakan pun takut salah juga. Justin hanya berharap, Kaivan bisa melewati hal ini. Bagaimana pun, pasti ada sesuatu yang diinginkan Clara sehingga bersikap seperti sekarang.

Justin tidak habis pikir, kenapa Clara bersikap seperti ini? Padahal gadis itu sangat tidak sabar menunggu kepulangan Kaivan.

"Kau benar! Bukan kau yang seharusnya mengatakan tentang hal itu. Lagi pula, aku tau Clara sangat mencintaimu, Kai. Dia itu selalu menunggu kau kembali walaupun saat ini dia bersikap menyebalkan. Jika tidak, pasti dia sudah punya laki-laki lain selama empat tahun ini."

Ya! Memang itulah harapan Kaivan. Clara masih mencintainya dan Kaivan memang meyakini itu. Cepat atau lambat, Clara akan memaafkannya dan kembali padanya.

Dan ketika saat itu tiba, tentu saja Kaivan akan langsung mengikatnya dan tidak membiarkan gadis itu terlepas darinya.

“Selama aku mengenal Kaivan, hal yang membuatnya suntuk hanya dua. Jika bukan karena masalah keluarga, ya tentu saja karena Clara,” gumam Deri. Laki-laki itu menepuk bahu Kaivan, memberi semangat. “Kau mampu melalui semuanya, Kai. Perempuan hanya ingin melihat bagaimana laki-laki berjuang. Cepat atau lambat, Clara akan luluh setelah melihat perjuanganmu.”

“Pemain wanita mulai berbicara,” gumam Qory sambil mengusap pelipisnya. Laki-laki yang memakai kacamata itu hanya menggeleng-gelengkan kepala setelah mendengar ucapan Deri.

Welcome My Love [Tamat]Where stories live. Discover now