Bagian 34

11.9K 1.1K 94
                                    

Dengan perlahan dan juga berhati-hati agar tidak membuat pergerakan yang berlebihan, Kaivan meletakkan ponselnya keatas lemari kecil yang berada didekat tempat tidur dengan tangan kiri. Sementara tangan kanannya saat ini sudah terasa sangat pegal karena menjadi bantal bagi gadis yang tidur disampingnya sejak beberapa jam yang lalu.

Walau begitu tidak ada tanda-tanda Kaivan akan menarik tangannya dari bawah kepala Clara dan menggantinya dengan bantal karena takut akan mengganggu tidur gadis itu yang terlihat sangat nyenyak.

Kaivan menjatuhkan kepalanya keatas bantal dengan pelan dan hati-hati. Mata laki-laki itu menatap dan mengamati wajah Clara yang menghadap kearahnya.

Belum ada tanda-tanda Clara akan terbangun dari tidurnya. Bahkan tanpa gadis itu sadari, tangan kanannya sudah masuk kedalam baju Kaivan dan menyentuh punggung laki-laki itu.

Perlahan tangan kiri Kaivan terangkat, menyibak anak rambut yang menutupi sedikit wajah Clara. Sehingga laki-laki itu bisa melihat dengan jelas mata Clara yang sedang terpejam, bentuk hidung gadis itu, kedua pipi bahkan bibir merah muda Clara yang sedikit terbuka.

Tubuh Clara sedikit bergerak sehingga Kaivan dapat merasakan tekanan dari lengan Clara dipinggang nya. Rasa sakit yang dirasakannya dari tekanan itu membuat Kaivan menutup mulutnya dengan kuat agar tidak menimbulkan suara ketika dia meringis.

Kepala Clara sedikit bergerak sebelum mata gadis itu terbuka dan menutup beberapa kali, seakan menyesuaikan cahaya yang baru saja ditangkap oleh matanya. Kaivan segera menjauhkan tangan kirinya yang tadi menutupi mulutnya sehingga terlihat kedua sudut bibirnya terangkat ketika Clara menatapnya.

“Ya ampun, aku gak melakukan apapun sama kamu kan, Mas?” tanya Clara panik.

Clara menarik tangannya setelah sadar bahwa tangannya itu berada ditempat yang belum seharusnya bebas dia pegang begitu saja. Gadis itu juga mendudukkan badannya segera.

Kedua tangan Clara mengucek matanya. Kemudian beralih merapikan rambutnya yang sangat acak-acakan. Seketika perkataan Deri jadi terngiang-ngiang ditelinga nya, mengingat tangannya yang tadi sudah masuk kedalam baju Kaivan.

Tangannya ini ternyata benar-benar mesum. Bahkan saat dia tidur pun, tangannya sudah menyentuh tubuh Kaivan tanpa tahu malu. Untung saja hanya punggung. Kalau dia menyentuh bagian tubuh Kaivan lainnya, terutama yang bersifat sangat pribadi, Clara tidak tau akan meletakkan wajahnya dimana.

Clara melirik kursi kayu yang ada didekat tempat tidur. Seingatnya dia duduk disana sambil memandangi wajah tampan Kaivan yang sedang tidur, lalu dia merebahkan kepalanya dan tidak ingat lagi karena tertidur.

Dan ternyata ketika bangun, Clara sudah berada diatas tempat tidur bersama dengan Kaivan. Selain tangannya yang ketahuan nakal tadi, dia tidak melakukan apapun yang lebih jauh seperti yang dibayangkan Deri kemarin kan?

Kaivan tersenyum geli sambil menggerak-gerakkan tangan kanannya sebelum menarik Clara untuk berbaring di sebelahnya lagi. “Selain kondisi tangan kamu tadi, melakukan apa contoh lainnya, Ra?”

Wajah Clara seketika terasa panas. Matanya berkedip berulang kali sebelum dia mengalihkan tatapannya dari wajah Kaivan. Memperhatikan dinding dan langit-langit ruangan, apapun selain wajah Kaivan

“Ya, apapun itu,” ucap Clara. Matanya kembali menatap wajah Kaivan. Clara memperhatikan perban yang ada di kepala laki-laki itu. “Bagaimana keadaan Mas? Kepala kamu masih sakit tidak? Perut bagaimana?” tanya Clara dengan suara yang terdengar panik.

Walau tujuannya untuk mengalihkan pembicaraan, tapi Clara memang ingin memastikan keadaan Kaivan juga. Mengingat kemarin ketika sadar laki-laki itu sempat mengeluhkan kepalanya yang sakit.

Welcome My Love [Tamat]Where stories live. Discover now