Bagian 16

11.2K 1.1K 23
                                    

Sejak kemarin, Clara tidak mendapati Kaivan datang ke rumahnya seperti biasa. Bahkan hingga Clara memutuskan untuk tidur pun Ayah sama sekali tidak bertanya kenapa Kaivan tidak datang seperti sebelumnya.

Hal itu tentunya membuat Clara menjadi uring-uringan bahkan sulit untuk tidur semalam.

Terhitung sudah tiga jam lamanya sejak setelah sarapan pagi, Clara sengaja duduk di sofa ruang tamu rumahnya. Matanya terus menerus melirik kearah pintu masuk, menanti Kaivan yang masih belum memperlihatkan batang hidungnya kehadapan Clara.

Kenapa setelah dia ingin mengembalikan hubungan mereka seperti biasanya, Kaivan tiba-tiba tidak menampakkan dirinya?

Kemana laki-laki itu sebenarnya?

Cika yang melihat sikap Clara yang terlihat uring-uringan sejak tadi pagi tersenyum geli, sebelum akhirnya memutuskan untuk mengejutkan adik iparnya yang kini seperti sedang melamun itu.

"Nungguin siapa sih Aunty nya Ana?"

Clara merilekskan tubuhnya yang sempat tersentak kaget ketika Cika datang tiba-tiba. Clara tersenyum tipis ketika Cika duduk disebelahnya.

"Aku gak nungguin siapa-siapa kok, Mbak," gumam Clara berbohong.

Dengan segera Clara mengambil kaleng berisi cemilan yang berada diatas meja dan mulai menikmatinya dibawah tatapan mata Cika. Clara berpura-pura terlihat santai walaupun nyatanya tidak membuatnya terlihat santai namun malah jadi sebaliknya.

"Semalam gak tidur ya? Kenapa matanya jadi begitu?" tanya Cika sambil menunjuk mata Clara dengan jari telunjuknya.

Clara mengusap matanya yang masih terasa membengkak. Tadi pagi setelah bangun tidur, Clara sempat merilekskan matanya dengan sendok dingin yang katanya memang ampuh untuk mengurangi mata bengkak. Walaupun nyatanya mata gadis itu masih terlihat membengkak hingga saat ini.

"Iya Mbak. Semalam aku tiba-tiba susah tidur," ucap Clara.

Tidak hanya susah, melainkan Clara sempat menangis. Entah kenapa tadi malam dia berpikir Kaivan sudah menyerah hingga mampu membuat air matanya keluar tanpa bisa ditahan.

Setelah mencoba menenangkan dirinya, Clara juga hanya tidur selama satu setengah jam sebelum adzan subuh. Hal itu mampu membuat kepalanya terasa sangat pusing ketika bangun tadi.

Cika tersenyum mengejek. "Kenapa? Kamu kepikiran Kaivan yang tiba-tiba tidak ngapelin kamu seperti biasanya?"

Mendengar ucapan Cika walau hal itu memang sepenuhnya benar, Clara mendengus. "Gak ada hubungan sama Mas Kaivan juga Mbak," elak Clara.

Kirana yang tidak paham apa yang dibicarakan oleh Mama dan Aunty nya, mengangkat-angkat tangannya keatas untuk mencoba menarik rambut Clara yang membuat perhatian kedua perempuan itu teralihkan padanya.

"Ana nya Aunty mau kemana? Pagi-pagi sudah harum begini?" tanya Clara sambil menciumi pipi gembul anak itu dengan hidungnya. Hal itu mampu membuat Kirana tertawa, mungkin karena kegelian.

"Mbak sama Mas Brian mau ke rumah dulu Ra. Mama sama Papa kangen katanya."

Clara menganggukkan kepala. "Salam ya Mbak untuk Papa sama Mama. Mau menginap juga?”

“Iya. Besok siang balik lagi. Kamu mau ikut tidak?”

“Kapan-kapan deh Mbak, Clara akan main kesana."

Kedua perempuan tersebut masih menikmati waktu bermain bersama Kirana. Clara tidak henti-hentinya menciumi gadis kecil itu sebelum akhirnya Brian memanggil Cika. Laki-laki itu mengatakan bahwa mereka sudah siap untuk berangkat.

Welcome My Love [Tamat]Where stories live. Discover now