Bagian 33

11.8K 1K 41
                                    

Beruntung Kaivan tidak mendapatkan luka yang serius akibat pukulan yang diterima laki-laki itu di kepala nya. Luka berdarah akibat kulit kepalanya yang sobek sudah ditangani oleh Dokter termasuk luka-luka di wajah dan dibeberapa bagian tubuh lainnya

Sementara pada bagian lengan, dada dan perut laki-laki itu banyak terdapat luka lebam yang mulai membiru. Sejauh ini Kaivan dinilai dalam kondisi yang masih aman walaupun ada kemungkinan laki-laki itu bisa saja mendapat cidera kepala baik dalam jangka waktu dekat maupun waktu lama.

Karena itu lah untuk beberapa hari ini kondisi Kaivan akan dipantau terlebih dulu termasuk akan dilakukan pemeriksaan menyeluruh pada organ dalam tubuhnya.

Samar-samar Clara yang sedang membersihkan wajahnya sambil menatap cermin mendengar suara dari ruangan yang ditempati Kaivan. Sehingga dengan bergegas Clara menyelesaikan kegiatannya termasuk mengganti pakaian kerjanya dengan pakaian santai yang tadi dibawakan oleh Ayah dan Ibunya.

Clara membuka pintu kamar mandi dengan perlahan. Gadis itu melihat seseorang yang memakai jas putih dengan seorang perawat berjalan keluar dari ruang rawat inap yang ditempati Kaivan. Mata Clara beralih kepada laki-laki yang kini sedang berdiri dengan tubuh yang membelakanginya.

“Padahal saya sudah ingatkan Kaivan untuk tidak melawan Mas Bayu dengan kekerasan, tapi dia tidak mendengarnya. Kakaknya Syifa itu lumayan jago dalam bela diri sementara Kaivan belum pernah sekalipun belajar seni bela diri, Tante.”

Clara terdiam dengan tubuh kaku. Sekali lagi gadis itu merasa bersalah karena dia juga pernah meminta Kaivan untuk membalas Bayu jika laki-laki itu memukulnya. Dia sama sekali tidak mengetahui tentang hal ini.

Sudah berapa banyak kejadian hari ini secara tidak langsung dikarenakan olehnya?

“Salah Tante juga karena meninggalkan mereka berdua begitu saja. Padahal Tante melihat sendiri ada kemarahan dari wajah laki-laki itu,” ucap Mama Kaivan sambil mendekati tempat tidur.

Tangan wanita itu mengelus lengan kiri Kaivan dengan lembut, tanpa bermaksud menyentuh bagian yang mungkin saja membuat laki-laki itu merasakan sakit.

“Mas Kaivan kenapa, Ma?” tanya Clara sambil mendekati Mama Kaivan dan berdiri disebelah Deri. Mata gadis itu melihat Kaivan yang terlihat sedang mengernyitkan kening walau tidak ada tanda-tanda akan membuka mata.

“Kaivan tadi sudah sadar, tapi tiba-tiba meringis dan mengeluh karena kepalanya terasa sakit. Jadi Mama panggil Dokter untuk periksa. Kata Dokter luka sobek yang sudah dijahit itu yang membuat Kaivan merasa sakit.” Mama Kaivan meletakkan tangannya ditepi tempat tidur. “Kamu tenang saja. Semoga setelah ini Kaivan akan baik-baik saja.”

Bibir Clara tersenyum tipis dengan kepala yang mengangguk-angguk. Perhatiannya teralihkan kepada Deri yang kini sedang memperhatikannya. “Mas Deri sudah lama?” sapa Clara.

Melihat keberadaan Deri disini bukan sesuatu yang mengejutkan Clara. Sebab gadis itu sendiri yang memberi kabar kepada Deri tentang Kaivan yang berada dirumah sakit. Bahkan Clara juga memberi kabar kepada Justin yang ternyata kini sedang berada diluar kota.

“Baru aja sampai, Ra. Jadi, masalah dengan Syifa sudah selesai?”

Clara menggelengkan kepala. Baik dengan Syifa dan terutama Bayu, mereka masih memiliki masalah dengan Kaivan. Karena jika bukan perbuatan keduanya, Kaivan tidak akan berakhir seperti ini.

“Belum Mas. Harusnya dua-duanya masuk penjara karena sudah membuat Mas Kaivan berakhir di ranjang rumah sakit seperti sekarang ini,” ucap Clara dengan suara yang terdengar sangat kesal.

Deri tersenyum miris sambil menganggukkan kepala. Sementara Mama Kaivan tersenyum tipis menatap Clara. “Jangan terlalu keras, Ra. Setelah Kaivan membaik, kita akan diskusikan bersama-sama,” ucap Mama Kaivan dengan suara lembut.

Welcome My Love [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang