Bagian 23

10K 995 66
                                    

Happy birthday!!!”

Clara melototkan matanya ketika Kaivan menjauhkan tangan laki-laki itu yang tadi menutup matanya. Gadis itu berdiri dengan wajah bingung ketika mendengar teriakan yang terdengar kompak itu. Bahkan suasana yang sekarang memang terasa seperti sedang perayaan hari ulang tahun.

“Siapa yang ulang tahun?”

Kaivan terkekeh mendengar pertanyaan Clara. “Hari ini hari ulang tahunmu, Ra. Kamu lupa?” tanya laki-laki itu dengan bibir tersenyum geli.

Tangan Clara menutup mulutnya yang melongo tak percaya. Mata gadis itu kemudian berbinar ketika menatap beberapa orang yang saat ini sedang berada diruang tamu rumah Kaivan setelah menyadari hari ini memang hari ulang tahunnya.

Justin, Winda, Deri, dan juga ada Qory.

Keempat orang itu datang kerumah Kaivan secara mendadak siang ini karena baru tadi pagi Kaivan memberi kabar bahwa Clara hari ini berulang tahun. Dan laki-laki itu berencana untuk membuat kejutan kecil-kecilan seperti siang ini sebelum nanti malam ikut merayakan ulang tahun Clara bersama keluarga gadis itu.

“Aku benar-benar gak ingat kalau tanggalnya sekarang,” gumam Clara. Gadis itu kemudian terkekeh malu.

Kenapa bisa dia sama sekali tidak ingat tentang ulang tahunnya yang jatuh pada hari ini? Padahal jelas-jelas Ibunya tadi pagi sudah mengingatkan Clara tentang makan diluar nanti malam. Tapi tetap saja, Clara tidak kepikiran sama sekali.

“Jadi kemana pikiranmu sampai gak ingat hari ini adalah hari ulang tahun sendiri, Ra?” tanya Justin. “Apa pikiranmu sudah tertuju kepada rencana untuk mendahului Mas dan Mbak Winda?”

Clara tertawa ketika melihat Winda yang berdiri disebelah Justin mencubit pinggang calon suaminya itu. “Salah siapa memilih nikahnya pertengahan tahun depan?” goda Clara. Karena memang pernikahan Justin dan Winda direncanakan untuk dilaksanakan tahun depan sesuai dengan kesepakatan mereka berdua.

Winda melangkahkan kaki mendekati Clara. Memeluk gadis itu singkat. “Selamat ulang tahun ya, Ra. Semoga sehat dan bahagia selalu,” ucap Winda sambil menepuk punggung Clara.

“Aamiin. Makasih banyak ya Mbak,” ucap Clara.

Setelah Winda, giliran Justin yang memeluk Clara singkat. Laki-laki itu mengelus rambut Clara pelan. “Jangan galau-galau lagi ya, Ra. Kaivan kamu juga udah pulang.”

Tangan Clara memukul punggung Justin dengan pelan. “Doa Mas, bukan nasehat,” tegur gadis itu.

Justin tertawa tanpa mau memperbaiki ucapan selamat ulang tahun darinya. Karena doanya selalu sama dari dulu yaitu kebahagiaan untuk adik sepupunya itu.

Kemudian Clara menerima ucapan selamat ulang tahun dari dua laki-laki lainnya, Deri dan juga Qory. Deri tidak melewatkan kesempatan untuk menggoda Kaivan dengan nyaris hendak memeluk Clara, sama seperti yang Justin dan Winda lakukan.

Tapi tentu saja Kaivan bergerak lebih dulu untuk menghalanginya, sehingga pada akhirnya hanya bersalaman singkat.

“Ini hadiah dari kami, Ra. Semoga kamu suka ya,” ucap Winda sambil menunjuk beberapa kado yang berada diatas meja.

Mata Clara tertuju kepada beberapa kotak yang terbungkus itu dan ada juga paper bag diatas meja sekilas. “Aduh, Mbak Winda, Mas Deri dan Mas Qory harusnya tidak perlu repot-repot begini,” ucap Clara sambil melihat ketiganya bergantian.

Welcome My Love [Tamat]Where stories live. Discover now