Bagian 6

12.7K 1.1K 32
                                    

Setelah Clara cukup kesulitan, bahkan dia menggunakan berbagai macam rayuan untuk membujuk Justin, akhirnya usahanya membuahkan hasil. Kakak sepupunya itu bersedia mengantarkan Clara ke tempat yang gadis itu inginkan seharian ini.

Tentu saja ada imbalan yang harus dibayar Clara. Gadis itu harus berpura-pura menjadi teman kencan dan menemani Justin menghadiri acara pernikahan mantan kekasih laki-laki itu bulan depan agar Justin terlihat sudah move on. Clara tentu saja mau melakukannya karena sangat suka mencoba-coba menu yang ada di pesta.

Gengsi laki-laki itu tinggi. Datang sendiri ataupun tidak datang sama sekali baginya itu terlihat menyedihkan. Padahal jika dipikir-pikir lebih menyedihkan lagi menghadiri acara mantan kekasih dengan teman kencan pura-pura. Apalagi dengan gadis yang ternyata adik sepupu sendiri.

Lagi pula Clara tidak habis pikir. Kenapa dulu Justin bisa berpacaran dengan perempuan yang lima tahun lebih tua dibandingkan dengan laki-laki itu? Padahal teman-teman Clara saja, apalagi gadis yang sebaya dengan Justin banyak yang menyukai laki-laki itu.

Tapi mengingat kondisi sekarang, wajar saja pada akhirnya Justin ditinggalkan. Dia masih mahasiswa, sementara mantan kekasihnya itu sudah bekerja. Mungkin mantan kekasihnya itu malas menunggu Justin dan lebih memilih laki-laki yang juga sudah mapan.

Kasihan sekali nasib Mas Justin.

Beberapa hari ini Clara menghabiskan waktunya bersama Arimbi. Kedua remaja perempuan itu mendatangi berbagai tempat-tempat hiburan di kota ini seperti kebun binatang, mal, nonton di bioskop dan tempat wisata alam.

Setelah bosan menghabiskan liburan disini-sini saja, Clara menginginkan liburan ke pantai. Sudah sangat lama Clara tidak liburan disana. Karena itu lah dia membujuk Justin untuk mengantarnya. Laki-laki itu memiliki mobil dan Ayah juga memperbolehkan Clara pergi jauh karena perginya pun bersama Justin.

“Mas, sudah sarapan?” tanya Clara sambil membawa segelas teh untuk Ayahnya. Setelah meletakkan gelas ke atas meja, Clara melirik Justin yang menganggukkan kepala. “Mau aku buatkan kopi atau teh?”

Clara tidak menyangka Justin akan datang cepat pagi ini. Karena itu dia cukup kaget mendengar suara mobil dan diikuti suara Justin setelahnya. Padahal biasanya, Justin akan selalu datang terlambat saat mereka berencana untuk pergi ke suatu tempat.

“Tadi dirumah Mas juga sudah minum, Ra. Kita berangkat lebih awal saja, biar jalanan gak macet. Kamu sudah siap-siap?” tanya Justin sambil memperhatikan penampilan Clara dari atas ke bawah.

Dan mengingat betapa antusiasnya Clara saat membujuknya, seharusnya Justin tidak perlu bertanya karena sudah tau jawabannya.

“Sudah, Mas. Keperluan yang mau dibawa juga sudah siap,” ucap Clara bersemangat. Matanya tertuju kepada tas, kotak bekal berukuran sedang dan beberapa botol minuman.

Perjalanan yang dituju cukup menghabiskan waktu beberapa jam. Jadi Clara sengaja menyiapkan makanan ringan dan juga air minum untuk menemani perjalanan mereka nantinya.

“Kamu menyiapkan semuanya?” tanya Justin dengan nada tak percaya. Clara tersenyum kemudian menganggukkan kepala.

“Sekitar jam tiga subuh Clara sudah bangun. Menyiapkan bekal dan cemilan yang kemarin dibelinya untuk dibawa,” ucap Ayah sebelum meminum teh nya satu teguk. Karena masih panas, Ayah meletakkannya kembali keatas meja.

Justin mengernyitkan kening ketika Clara kini tersenyum bangga. “Benar-benar bersemangat sekali ya, Ra?” gumam Justin.

“Tentu saja,” gumam Clara. “Ayo temani aku untuk memanggil temanku yang mau pergi sama kita, Mas,” ajak Clara sambil menarik lengan Justin. “Sekalian aku mau mengenalkan Mas sama seseorang,” bisiknya didekat telinga Justin.

Welcome My Love [Tamat]Where stories live. Discover now