Bagian 25

9.9K 927 40
                                    

Saat bertemu dengan Kaivan hari senin sore saat pulang dari kantor, Clara memperhatikan Kaivan dengan seksama. Kaivan terlihat seperti biasanya, bukan seperti laki-laki yang dia lihat saat makan malam dihari ulang tahunnya.

Hal itu membuat Clara merasa bahwa apapun yang terjadi dengan Kaivan sebelumnya, baik itu permasalahannya ataupun kesalahpahaman yang terjadi yang menyangkut dirinya sudah terselesaikan dengan baik.

Sehingga hari-hari sebelum acara lamaran berjalan dengan sangat baik dan menyenangkan.

Brian dan Cika menjadi orang yang paling sibuk untuk membantu persiapan lamaran. Keduanya meminta bantuan istri sahabat Brian untuk menyiapkan acara lamaran ini dengan sangat baik.

Sehingga ketika pulang dari kantornya pada jumat sore, Clara dibuat terkejut dengan rumahnya yang sudah didekorasi sedemikian rupa dan semua keperluan untuk acara sudah disiapkan dengan baik.

Brian dan Cika berperan sebagai kakak yang sangat baik, perhatian dan cukup tanggap mengenai Clara.

Dan hari ini lah acara tersebut berlangsung. Clara diminta untuk menunggu terlebih dulu didalam kamar gadis itu dan keluar ketika sudah dipanggil.

Keluarga Clara yang akan menyambut kedatangan Kaivan dan keluarga laki-laki itu untuk mendengarkan maksud kedatangan mereka terlebih dulu. Semua dilakukan dalam cara yang cukup formal namun memiliki suasana kekeluargaan.

Clara duduk didalam kamarnya ditemani dengan Hilda. Perempuan itu sedang menggendong dan menidurkan anak keduanya yang berjenis kelamin laki-laki yang menangis karena berebut mainan dengan anak pertamanya yang kini sedang bersama suaminya.

"Kaivan dan keluarganya sudah masuk ke dalam rumah," ucap Hilda sambil melangkahkan kaki mendekati Clara dengan perlahan. Tadi dia memang berdiri di balkon kamar Clara. "Bagaimana perasaanmu sekarang?"

Clara memegang dadanya. "Jantungku berdetak kencang, Mbak. Padahal sekarang baru lamaran," ucapnya disertai kekehan.

Sekarang saja jantungku seperti ini. Bagaimana saat pernikahan nanti?

Walau mencoba terlihat tenang, mampu mengendalikan diri dan baik-baik saja, nyatanya Clara benar-benar sangat gugup saat ini. Padahal dia sudah melalui lamaran Kaivan yang tidak romantis itu sebelum ini.

"Hal yang memang biasanya terjadi, Ra. Tarik nafas dan hembuskan. Acara pasti akan berjalan lancar," ucap Hilda. Perempuan itu merebahkan tubuh anaknya keatas tempat tidur. "Sepertinya acara akan dimulai," gumamnya ketika mendengar suara mikrofon yang terdengar ditepuk-tepuk.

Clara menghembuskan nafasnya. Semoga acara ini benar-benar berjalan dengan lancar, doanya.

"Sebuah niat baik yang ada pada dua insan manusia sehingga kita dapat berkumpul bersama-sama dalam rangkaian acara prosesi lamaran antara saudara Kaivan Surya Pratama dan saudari Clara Regina Putri, yang akan kita saksikan bersama-sama pada saat ini. Sabtu....."

Berpasang-pasang mata baik dari keluarga Kaivan maupun keluarga Clara tertuju kepada satu orang laki-laki yang bertindak sebagai pembawa acara. Dengan suara berat dan kalimat yang lancar keluar dari mulutnya, laki-laki itu membuka rangkaian prosesi lamaran dengan baik.

Pertama, Papa Kaivan yang berkesempatan untuk berbicara didepan kedua keluarga. Mengatakan kalimat pembuka atas sambutan yang diterimanya dari keluarga besar Clara.

".... dimana anak kami ini, Kaivan Surya Pratama yang meminta Papa dan Mamanya, serta semua anggota keluarga untuk mengantarkannya ke tempat Bapak dan Ibu, orang tua Nak Clara dengan tujuan untuk melamar putri Bapak dan Ibu...." ucapnya dengan kalimat panjang sambil berdiri menghadap kearah keluarga Clara.

Welcome My Love [Tamat]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant