Epilog

20.2K 989 42
                                    

Rangkaian acara pernikahan Kaivan dan Clara berjalan dengan lancar dihari yang sudah ditentukan sebelumnya. Dimulai dari pelaksanaan akad nikah di masjid hingga dilanjutkan dengan acara resepsi pernikahan di gedung yang dilangsungkan pada hari yang sama. Acara yang berlangsung dengan penuh kebahagiaan terutama bagi kedua pasangan yang sudah resmi menjadi suami istri.

Seperti yang dikatakan Cika, baik dari keluarga Kaivan maupun Clara menolak untuk mengadakan resepsi pernikahan dirumah. Sehingga acara resepsi pada akhirnya diadakan disalah satu gedung yang disewa untuk sebagai tempat acara resepsi.

Clara merebahkan kepalanya di dada laki-laki yang sudah menjadi suaminya sejak pagi tadi. Tangan kiri gadis itu berada diatas pangkuan Kaivan yang mana digenggam erat oleh tangan kiri laki-laki itu.

Sementara tangan kanan Kaivan melingkari bahu Clara dengan posesif. Bibirnya tidak henti-hentinya bergerak untuk menciumi puncak kepala istrinya. Mengingat bahwa Clara kini sudah menjadi istrinya membuat dada Kaivan terasa menghangat.

Pasangan pengantin baru itu sedang berada didalam mobil menuju hotel. Hadiah pernikahan yang diberikan oleh Justin adalah menginap dua malam disalah satu honeymoon suite room, fasilitas yang disediakan di Samudera Hotel. Dan tentu saja hadiah itu memang disiapkan untuk malam ini. Malam pertama mereka.

“Mas,” panggil Clara. “Mas Justin gak prank kita kan?” tanya gadis itu sambil mengangkat kepalanya.

Sebenarnya jantung Clara sudah berdetak tak normal sejak tadi. Sejak dia digoda oleh keluarganya yang perempuan ketika Clara mengganti pakaian. Tentu saja godaan itu terkait dengan Clara yang akan melewatkan malam pertama bersama Kaivan di hotel.

Sehingga sepertinya Clara perlu mengalihkan pikirannya sejenak dari keterdiaman mereka saat ini yang entah kenapa seakan menyediakan waktu baginya untuk merasa cemas.

“Kenapa? Kamu takut kalau ternyata Justin bohong dan mengerjai kita?” tanya Kaivan.

Clara mengangguk. “Kan malu kalau ternyata kamar hotelnya ternyata belum di booking.”

“Kalau memang belum, kita bisa booking, Ra. Kamu kenapa? Dari tadi mengatakan hal yang tidak perlu saja? Apa ada sesuatu yang mengganggu kamu?”

Banyak! Katanya ketika dimasuki pertama kali itu rasanya sakit. Lalu kalau Mas Kaivan tidak puas denganku bagaimana? Apa Mas Kaivan akan kecewa?

Clara menggelengkan kepala untuk membuang pikirannya yang baru saja menambah tingkat kecemasannya. “Gak kok, Mas.”

Nanti dia pasti memiliki waktu untuk menenangkan diri sejenak, Clara yakin itu. Kaivan juga pasti tidak akan memaksanya jika Clara memang belum siap.

Dicium Mas Kaivan saja aku menyukainya. Jadi menghabiskan malam bersama Mas Kaivan dengan bercinta pasti akan terasa nikmat. Iya, sepertinya begitu.

“Jangan pikirkan apa yang tidak perlu kamu pikirkan, Ra. Apa mungkin kamu ingin kita pulang saja?”

Clara menggelengkan kepala lagi. Kalau pulang, malam pertama jadinya dirumah dong. Kalau dirumah, pastinya gak akan bebas karena banyak keluarga baik dirumahnya ataupun dirumah Mas Kaivan. Melihat kami kembali, apa kata keluarga nantinya?

“Ya ampun, Ra. Kamu sebenarnya kenapa?” tanya Kaivan ketika menyadari Clara yang kini sedang termenung. Seakan banyak pikiran yang mengganggu istrinya itu.

Clara menggigit bibirnya. “Sebenarnya aku deg-degan, Mas,” bisik Clara agar Bapak yang kini tengah mengemudikan mobil itu tidak mendengar ucapannya.

Welcome My Love [Tamat]Where stories live. Discover now