Bagian 17

10.8K 1.1K 20
                                    

Kau mengambil cuti mendadak bahkan sangat sulit untuk dihubungi. Sebenarnya apa yang terjadi denganmu, Kai? Apa kau baik-baik saja?”

Kaivan tersenyum tipis mendengar ucapan Deri yang terdengar begitu menuntut. Kaivan lupa mengabari Deri sehingga membuat laki-laki itu kebingungan. Mungkin Deri juga kerepotan karena pekerjaan Kaivan seminggu ini harus dilimpahkan kepadanya.

“Maaf aku lupa memberi kabar padamu. Aku cuti karena ada urusan keluarga yang sangat mendesak, Der. Aku bahkan tidak sadar bahwa ponselku mati beberapa hari ini.”

Hari Jumat siang di minggu yang lalu, Kaivan mendapat kabar bahwa Kakeknya, Ayah Mamanya masuk rumah sakit. Sehingga hari itu juga seluruh keluarga memutuskan untuk segera berkumpul karena kondisi Kakek benar-benar buruk sekali.

Setelah pulang dari kantornya pada Jumat sore, Kaivan langsung berangkat untuk menjemput keluarganya terlebih dulu sebelum bersama-sama berangkat ke kampung halaman Mamanya itu dengan mobil.

Tiga hari setelah mendapat perawatan dirumah sakit, Kakek Kaivan pada akhirnya meninggal dunia. Kaivan sebagai cucu laki-laki satu-satunya bersama Papanya lah yang pada akhirnya disibukkan untuk mengurus urusan pemakaman.

Keluarga Mamanya terlalu berduka sampai tidak sadar bahwa harus ada yang mengurus semua urusan yang terkait dengan pemakaman.

Lalu kemaren dan hari ini, setelah mendapatkan rumah yang bagus untuk ditempati Arimbi yang sudah mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya di luar kota, Kaivan membantu adik satu-satunya itu untuk mengisi rumah yang kosong dengan perlengkapan baru.

Pada awalnya kedua orang tua Kaivan berencana untuk tinggal bersama Kaivan karena Papa nya sudah memutuskan untuk berhenti bekerja karena alasan kesehatan. Rumah yang ditempati oleh kedua orang tuanya bahkan sudah mendapatkan calon pembelinya.

Namun karena Arimbi mendapatkan pekerjaan di luar kota yang ditempuh dalam waktu dua jam dari rumah yang Kaivan tempati saat ini, kedua orang tuanya memutuskan untuk tinggal bersama Arimbi saja. Sebab Arimbi lebih butuh ditemani dibandingkan Kaivan yang merupakan laki-laki.

Aku pikir ada sesuatu yang terjadi kepadamu sehingga kau cuti mendadak.”

“Aku baik-baik saja, Der,” ucap Kaivan meyakinkan.

Sebenarnya aku ingin mengatakan sesuatu yang cukup penting. Hal ini mungkin terjadi saat kita di Jepang dulu. Hmm… Sepertinya aku harus mengatakannya secara langsung padamu. Kapan kau akan kembali?

Kaivan memperhatikan jalanan yang diterangi oleh lampu jalan dan cahaya yang berasal dari kendaraan yang lewat. Laki-laki itu mengemudikan mobilnya dengan cukup berhati-hati walau laju mobilnya cukup kencang.

Dia sangat berharap bisa sampai dengan cepat ke rumahnya.

“Aku sedang diperjalanan saat ini. Tapi besok aku harus keluar kota lagi.”

Saat Arimbi menjemput Kaivan di bandara pada hari kepulangannya, adiknya itu sekalian membawa barang-barang miliknya dengan mobil Papa karena gadis itu berencana untuk mencari kerja di kota yang sama dengan Kaivan. Sekaligus ingin berkumpul dengan anggota keluarga yang lengkap saat Papa sudah menyelesaikan semua urusannya.

Tapi besok harinya Arimbi mendapat panggilan untuk interview. Gadis itu melalui tahap penerimaan karyawan baru disalah satu perusahaan hingga pada akhirnya dia sudah resmi mendapatkan pekerjaan disana.

Jadi Kaivan harus menjemput barang-barang yang sudah berada dirumahnya dan mengantarkannya besok pagi. Hari senin Arimbi sudah mulai bekerja. Gadis itu juga memerlukan laptopnya yang juga diletakkannya dirumah Kaivan.

Welcome My Love [Tamat]Where stories live. Discover now