Bagian 5

14K 1.2K 58
                                    

Sejak ada pemandangan indah dari seberang rumahnya, ada hal yang sering Clara lakukan sehingga seperti sudah menjadi kebiasaannya. Tanpa malu-malu, Clara melihat terang-terangan dan juga menyapa laki-laki yang sudah Clara ketahui nama panjangnya itu, Kaivan Surya Pratama.

Clara sama sekali tidak peduli bagaimana Kaivan menanggapi sapaan Clara, yang terpenting laki-laki itu tidak mengabaikannya sudah cukup. Kaivan selalu menjawab singkat, pernah marah juga dan lebih seringnya ketus.

Walaupun begitu, bagi Clara melakukan semua itu terasa sangat menyenangkan.

Hari ini senin pertama hari libur sekolah semester genap. Karena itu Clara memiliki banyak waktu luang untuk mengganggu tetangganya yang tampan itu, yang mungkin juga sudah libur kuliah, bisa juga tidak. Clara tidak tau pastinya.

Hanya saja saat ini Clara tidak melihat keberadaan laki-laki itu melainkan seorang gadis asing yang sedang duduk di kursi teras. Kira-kira siapa gadis itu?

Setelah menimbang-nimbang dan juga dengan rasa penasarannya yang besar, Clara menghampiri gadis itu. Lagi pula, pagar rumah Kaivan sedikit terbuka, sehingga dia langsung menyelonong masuk. Melihat tidak adanya sepeda motor di tempat biasa Kaivan meletakkannya, Clara tebak laki-laki itu tidak ada dirumah.

Gadis yang sedang melihat ponselnya itu mengangkat kepala ketika Clara batuk singkat. Clara tersenyum lebar saat gadis itu menatapnya bingung.

“Nama aku Clara. Aku tetangga dari rumah seberang. Ini kali pertama aku melihat Mbak disini, maaf jika aku mengganggu.”

Gadis itu menyimpan ponselnya ke dalam saku celana dan segera berdiri. “Aku Arimbi. Sepertinya kita sebaya deh, aku masih SMA dan baru naik kelas dua belas,” ucapnya sambil menjabat tangan Clara.

“Oh, kita memang sebaya kalau begitu. Aku juga baru naik kelas dua belas.”

Arimbi menunjuk kursi kosong disebelahnya. “Duduk Ra, aku buatkan minum.”

Clara melambaikan tangannya didepan dada. “Aku duduk aja, tidak perlu kamu buatkan minum.” Clara menjatuhkan badannya dikursi kosong, disebelahnya Arimbi juga sudah duduk kembali. “Aku tidak pernah lihat kamu sebelumnya? Aku pikir Mas Kaivan cuma tinggal sendiri.”

Arimbi tertawa. “Mas Kaivan memang cuma tinggal sendiri disini. Aku, Mama dan Papa tinggal diluar kota. Harusnya sejak Mas Kaivan mulai kuliah, dia tinggal disini, apalagi rumah ini sudah kosong sejak Papa merantau. Tapi dia menolak dan lebih memilih di kos. Baru beberapa bulan yang lalu dia mau dibujuk untuk pindah kesini,” jelas Arimbi panjang lebar.

Clara menganggukkan kepala. “Jadi kamu sekolahnya diluar kota? Bukan disekitar sini?” tanya Clara.

“Iya. Karena libur, aku minta liburan disini.” Arimbi ingin melihat lingkungan tempat Papa nya tinggal dulu, sekalian ingin melihat bagaimana kehidupan kakaknya.

“Aku gak ada teman untuk menghabiskan hari liburan. Kalau kamu mau, kita bisa pergi liburan bersama. Di kota ini banyak tempat rekreasi nya loh. Dari pada kamu duduk disini sendirian, bukankah membosankan?”

Arimbi tersenyum dan mengangguk dengan semangat. Tawaran Clara terdengar sangat menarik. “Sepertinya menyenangkan. Bagaimana kalau kita pergi besok?”

Clara melihat jam ditangannya. “Sekarang pun aku lagi kosong, masih jam sembilan nih.”

“Mas Kaivan lagi keluar. Aku disuruh tunggu dirumah.”

Pantas saja Clara tidak melihat Kaivan, ternyata benar-benar sedang keluar. “Kalau begitu, besok juga gak masalah.”

Clara menikmati kebersamaannya dengan Arimbi. Gadis ini sangat ramah dan sepertinya pandai bergaul juga, sehingga berbicara dengannya terasa begitu menyenangkan. Harusnya Arimbi juga pindah kesini mengikuti Kaivan, jadi Clara akan bisa lebih sering ada teman bicara seperti ini.

Welcome My Love [Tamat]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora