Bagian 32

11K 1.1K 80
                                    

‘Ra, Kaivan baru saja dibawa ke rumah sakit karena gak sadarkan diri setelah bertengkar hebat dengan kakak perempuan itu.’

Setelah membaca satu kalimat dari pesan yang dikirimkan oleh Cika, Clara sudah tidak bisa mengendalikan diri sehingga sambil menangis dia memasuki ruangan Revino. Meminta ijin kepada laki-laki itu agar dia bisa segera pergi ke rumah sakit secepat mungkin.

Melihat Clara dalam kondisi tidak berdaya, tentu saja Revino memberi gadis itu ijin meninggalkan kantor. Rasanya dia ingin bertanya siapa yang masuk rumah sakit tapi tidak jadi diucapkannya karena Clara langsung beranjak pergi.

Padahal tadi Revino juga berniat menawarkan diri untuk mengantar Clara pergi. Berhubung kondisi gadis itu yang terlihat tidak memungkinkan untuk membawa mobil sendiri.

Tapi setelah mengetahui bahwa Clara ternyata menaiki taksi, Revino bisa sedikit lega. Semoga saja siapa pun yang saat ini sedang dirumah sakit itu akan baik-baik saja sehingga tidak membuat Clara tersakiti.

Saat berada didalam taksi, Clara menghubungi nomor Mama Kaivan. Tapi bukan wanita itu yang mengangkat panggilan darinya melainkan Papa Kaivan. Setelah mendapat informasi ke rumah sakit mana Kaivan dibawa, Clara langsung mengarahkan supir taksi untuk mengantarnya kesana.

Supir taksi berulang kali melirik penumpangnya yang duduk di kursi belakang dengan isak tangis yang terdengar memilukan. Hendak bertanya dan mencoba untuk menenangkan tapi dia urungkan karena seakan bisa menebak mengingat tempat yang akan dituju penumpangnya.

Kakak perempuan itu.

Clara sudah bisa menebak siapa yang dimaksud oleh Cika dalam pesan yang dikirimnya. Jelas saja yang dimaksud adalah kakak laki-laki Syifa. Apalagi yang Syifa katakan kepada kakaknya itu sehingga Kaivan bisa berakhir dibawa ke rumah sakit seperti sekarang ini?

Jika seperti ini, Clara sudah bisa menebak bahwa pertengkaran Kaivan dan laki-laki itu pasti bukan sekedar pukulan biasa. Demi apapun, Clara berharap Kaivan akan baik-baik saja.

Walaupun Clara sudah membenamkan wajahnya ke dalam telapak tangannya, isakan nya masih terdengar dengan jelas.

Andai saja tadi malam Clara tidak menggoda Kaivan dengan sengaja hanya demi mengambil dompet Kaivan agar bisa menahan laki-laki itu. Karena setelah mendengar apa yang terjadi sekarang, ternyata Kaivan lebih baik pergi ke Jepang daripada harus pergi ke rumah sakit seperti ini.

Dan yang paling Clara sesali adalah dia yang terlalu baik kepada Syifa. Seharusnya Clara tidak memberikan Syifa kesempatan agar perempuan itu berkata jujur kepada kakak perempuan itu karena Clara saja yang melakukannya. Membuka aib perempuan itu sehingga hal ini tidak terjadi kepada Kaivan.

Harusnya Clara tidak menutupi hal yang bisa menjadi bukti kebohongan Syifa dan membiarkan Kaivan tau tentang aib yang dimiliki perempuan itu sehingga masalah lebih cepat selesai dan Kaivan tidak akan berakhir seperti sekarang.

Clara benar-benar menyesali keputusannya.

“Ada robekan dikepala Kaivan bagian kiri, Ra. Dokter sedang memeriksa apakah kemungkinan ada pendarahan didalam kepalanya atau tidak. Bahkan banyak kemungkinan yang terjadi dengan tubuh Kaivan mengingat bagaimana laki-laki itu menendang perut Kaivan dan memukul kepalanya. Seharusnya Mama tidak meninggalkan Kaivan. Harusnya Mama menghentikan mereka lebih awal. Mama....”

Clara memeluk Mama Kaivan. Membiarkan wanita yang disayangi Kaivan itu menangis dalam pelukannya. Clara mencoba memberi kekuatan kepada Mama Kaivan walaupun dia sendiri juga butuh untuk ditenangkan.

Mata Clara melirik Papa Kaivan yang sedang duduk di kursi tunggu di depan ruangan dimana didalamnya Kaivan terbaring dalam keadaan tak sadarkan diri dengan Dokter dan perawat yang sedang menanganinya. Wajah Papa Kaivan terlihat sedikit pucat walaupun kini sedang menunduk pasrah. Sebelah tangan Papa Kaivan memegangi dadanya.

Welcome My Love [Tamat]Where stories live. Discover now