Bagian 35

12.4K 1.1K 62
                                    

Clara mengernyitkan kening ketika menemukan Helen yang sedang berdiri didepan ruang inap Kaivan dengan ponsel yang menempel ditelinga nya. Gadis itu segera melirik jam ditangannya yang menunjukkan pukul setengah tiga kurang lima menit. Waktu yang tentu saja terlalu cepat untuk jam pulang kantor di hari Jumat.

Saat Clara berdiri didekat Helen, gadis itu baru saja menyelesaikan pembicaraannya dengan seseorang melalui ponsel. Helen tersenyum tipis ketika menyadari keberadaan Clara.

“Walau hari ini kamu cuti, ternyata kamu bisa datang kesini juga,” ucap Helen.

Clara menatap Helen bingung. Tidak mengerti dengan kalimat yang diucapkan Helen. Karena gadis itu memang cuti untuk bisa menemani Kaivan dirumah sakit. Tentu saja dia datang kesini setelah tadi pulang kerumah sebentar.

“Maksudnya?”

Helen memperhatikan Clara dengan wajah heran. “Kamu gak baca info di grup kantor?” tanya Helen. Clara menggelengkan kepala. “Pak Revino ditabrak motor waktu diparkiran masjid sebelum sholat jumat tadi. Ada beberapa luka lecet, tapi yang lebih parah itu kaki kirinya. Kemungkinan butuh beberapa minggu kedepan kaki kirinya baru bisa berjalan normal lagi.”

Clara menutup mulutnya karena kaget. Gadis itu benar-benar terkejut mendengar kabar ini. Padahal ketika dia ke kantor sebelum waktu sholat Jumat tadi untuk mengambil mobilnya, Clara bertemu dengan Revino di parkiran.

Dan sekarang Clara akan bertemu lagi dengan Revino namun dengan kondisi laki-laki itu sebagai seorang pasien dirumah sakit.

“Ruangan Pak Revino dimana? Bentar lagi aku kesana.”

Helen menunjuk pintu ruangan dimana ada Kaivan didalamnya. “Ruangan untuk satu pasien penuh semua, jadi Bu Hani pilih ruangan yang ini aja. Jadi kamu kesini bukan sengaja mau jenguk Pak Revino?”

Clara menggelengkan kepala. “Bukan. Aku aja baru tau tentang kondisi Pak Revino dari kamu sekarang. Jadi Mbak Hani ada disini juga?”

Helen mengangguk. “Aku yakin mereka pasti memiliki hubungan yang lebih dari sekedar mantan saudara ipar. Karena Pak Revino langsung mengabari Bu Hani walau sudah ada anak kantor yang menemaninya kesini.”

“Jangan berpikir buruk dulu. Siapa tau Pak Revino minta tolong Mbak Hani untuk urus administrasi.”

Kedua gadis itu terperanjak kaget ketika pintu ruangan tiba-tiba terbuka. Keduanya menatap Fatima dengan wajah kesal. Tentu saja karena detak jantung mereka langsung meningkat.

“Kamu kenapa lama banget diluar, Len?” tanya Fatima.

“Memangnya kenapa sih Ma?” tanya Helen kesal. Gadis itu mengelus dada nya perlahan. “Aku tadi dihubungi masalah kerjaan.”

“Dokter sama perawat yang masih gadis pasti betah banget didalam. Dua pasien hot bergabung dalam satu ruangan yang sama. Teman sekamarnya Pak Revino ganteng banget, ya ampun. Pengen kenalan tapi dia kayak tipe cowok yang diam-diam begitu.”

Clara mencebikkan bibirnya. “Pasti udah punya pasangan itu,” ucap Clara dengan suara yang terdengar datar.

Memangnya apa yang dilakukan Mas Kaivan didalam sehingga bisa menarik perhatian teman kantorku seperti ini? batin Clara.

Rasa kesal itu seakan membuat Clara lupa bahwa saat sedang diam sambil memegang ponsel pun Kaivan memang jadi pemandangan yang indah baginya. Apa lagi dengan luka yang ada diwajah seperti itu. Kaivan sudah terlihat ala-ala bad boy tampan begitu.

Berapa banyak teman kantornya yang ada didalam saat ini? Dan apa semuanya sedang menatap Kaivan dengan tatapan penuh kekaguman yang sama seperti Fatima? Seketika Clara menjadi bertanya-tanya.

Welcome My Love [Tamat]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt