35 - Jawaban (TAMAT)

261 22 2
                                    

Aka memutuskan kembali ke kedai setelah mengantar Kyna pulang. Sejujurnya, cowok itu malas dan kehilangan semangat untuk melakukan aktivitas. Namun, pegawainya di kedai pasti menantikan kedatangannya bersama Kyna yang sudah dapat dipastikan batal hari ini.

Seperti dugaannya, baru saja sampai di depan kedai, semua pegawai yang sudah membantu menyiapkan dekorasi di rooftop kedai terlihat kebingungan. Mereka mempertanyakan keberadaan Kyna dan mengapa cewek itu tidak datang bersamanya.

"Gak jadi. Rencananya batal." Dengan langkah gontai, Aka menjawab sambil lalu. Cowok itu kemudian berjalan menuju rooftop, ingin tahu bagaimana hasil akhir pekerjaan tangan para pegawainya di atas sana.

Sesampainya di rooftop, Aka memperhatikan sekeliling. Hasil dekorasi dadakan itu ternyata cukup bagus, bahkan jauh melebihi ekspektasinya. Semakin ia perhatikan, semakin Aka merasa sedih. Bukan hanya karena semua ini akan mubazir tanpa kehadiran Kyna, tapi ia juga merasa tidak enak kepada seluruh pegawai yang sudah bersusah payah membuat ini semua untuknya.

Hal pertama yang menarik perhatian Aka adalah sebuah bangku panjang serupa bangku taman yang sudah dihias pita berwarna merah muda. Bangku itu diletakkan tepat di tengah area rooftop dan di atasnya duduk sebuah boneka beruang besar yang memegang bentuk hati bertuliskan "I Love You". Rencananya, boneka itu akan menjadi penentu jawaban Kyna nantinya.

Tidak, Aka tidak akan meminta cewek itu membuang bonekanya jika memang cintanya tak terbalas, Kyna tetap diperkenankan memiliki boneka itu. Aka hanya akan meminta cewek itu memeluk bonekanya jika menjawab 'ya' dan boleh meninjunya jika jawabannya 'tidak'.

"Duh, sayang banget, ya." Aka memeluk boneka beruang besar itu di pangkuannya. "Mau gue apain coba ini boneka." Cowok itu tersenyum miris.

Aka duduk di bangku yang sudah diberi pita itu sambil tetap memeluk boneka beruangnya. Lagi-lagi kejadian di kampus Kyna sore tadi kembali membayang di kepalanya. Ada penyesalan besar di hatinya saat ini, kenapa ia begitu terlambat menyadari rasa cintanya pada sahabat kecilnya itu?

Kalau aja angka speedometer cinta gue jalan lebih cepat sebelum Ganendra muncul lagi di hidup Kyna, mungkin hasilnya bakal beda. Aka merenung penuh penyesalan sambil menatap langit malam yang penuh bintang hari itu. Entah mengapa, rasanya langit malam ini terlihat lebih indah dibanding malam-malam lainnya.

Coba kalau hari ini berjalan mulus. Apa pun jawabannya, gue yakin momen ini bakal indah banget, sih, Aka berandai-andai.

Setelah puas tenggelam dalam imajinasinya sambil memeluk boneka beruang besar di pangkuannya, Aka kemudian bersiap membenahi semua dekorasi yang tidak akan terpakai lagi itu. Ia baru akan melucuti pita-pita merah muda yang terpasang di bangku panjang yang didudukinya ketika kemudian dikejutkan oleh pintu rooftop yang mendadak terbuka lebar dan menghasilkan bunyi yang sangat keras.

Aka menoleh ke arah pintu dengan jantung berdebar kencang saking terkejutnya. Ia sudah bersiap untuk memarahi siapa pun pegawai yang membuatnya hampir mati jantungan itu, hingga kemudian matanya mendapati bahwa sosok yang kini berdiri di ambang pintu itu bukanlah salah satu dari pegawai kedainya.

***

"Oh, Kyna?" Bunda Aka tidak menyangka akan kedatangan tetangganya di malam hari seperti ini. "Ada apa malam-malam begini? Ayo, masuk. Dingin, loh, di luar." Wanita itu langsung menyilakannya tamunya masuk, ketika menyadari Kyna hanya mengenakan piyama tipis.

Kyna menggeleng dan memasang senyum semanis mungkin. Sejujurnya, Kyna paling tidak suka kalau ada tamu yang datang malam-malam ke rumahnya, karena baginya itu sangat mengganggu. Namun, saat ini, Kyna justru menjadi sosok yang paling dibencinya itu dan membuatnya jadi merasa tidak enak sendiri.

Love Speedometer (Completed) Where stories live. Discover now