12 - Calon Mantu

72 17 4
                                    

Kyna terbelalak menatap layar ponsel yang kini menampilkan sebuah notifikasi chat. Cewek itu terus menerus meyakinkan dirinya sendiri bahwa nama yang tertera pada notifikasi chat di ponselnya memang benar datang dari cowok yang tidak sengaja ditemuinya di mall beberapa hari lalu bersama Joana.

Serius Kak Nendra, nih? batinnya.

Ganendra : Hai, Kyn. Belum tidur, kan?

Kyna : Hai, Kak. Belum, kok. Hehe

Ganendra : Syukur deh, kirain aku ganggu waktu tidur kamu.

Kyna : Tenang, gak ganggu sama sekali, kok.

Ganendra : Hmm, Kyn, besok kamu ada di rumah?

Jantung Kyna mendadak berdetak lebih cepat. Ia teringat percakapannya dengan Ganendra saat cowok itu mengantarnya pulang. Ya, Kyna ingat telah mengundang Ganendra dan memintanya untuk mengabari terlebih dahulu, jika suatu saat cowok itu benar-benar berniat untuk datang ke rumahnya. Alasannya, tentu saja agar ia bisa melakukan persiapan sebelumnya.

Apa artinya Kak Nendra mau bertamu besok? pikir Kyna.

Kyna : Besok ya? Aku full kuliah dari pagi sampai sore, Kak.

Ganendra : Oh iya, ya. Kemarin kan kamu sempat cerita kalau sekarang lagi sibuk kuliah. Tapi aku belum tau kamu kuliah di mana. Haha

Kyna : Iya, kemarin kebanyakan nostalgiaan, sih. Aku juga ngerasa kebanyakan tanya soal kenapa Kakak bisa ada di kota ini, ya? Hehe

Ganendra : Hmm, gimana kalau besok aku antar kamu ke kampus aja? Kebetulan kan aku juga lagi nyari kampus yang suasananya pas di hati. Mungkin kampus kamu berhasil mencuri hati aku. Hehe

Kyna : Duh serius? Gak ngerepotin?

Ganendra : Nggaklah. Lagian aku juga gak cuma antar kamu, kan? Ada keperluan lain. Gimana?

Kyna : Oke, kalau Kak Nendra mau begitu. Besok aku berangkat jam 07. 30 pagi.

Ganendra : Oke, aku janji sampai rumah kamu kurang dari jam itu. See you~

Pengalaman chat perdananya dengan Ganendra setelah sekian lama lost contact itu cukup membuat Kyna melupakan kegundahan hatinya perihal suara cewek yang didengarnya ketika menelepon Aka. Kyna tahu kalau sahabatnya itu memang tipe social butterfly yang punya banyak teman. Mungkin saja cewek pemilik suara yang didengarnya itu juga salah satu teman Aka. Namun, kali ini rasanya ada yang berbeda. Entah mengapa Kyna merasa sesak, seolah ada beban berat tak kasat mata yang menghimpit dadanya.

***

"Loh? Gak langsung jalan?" Mama Kyna menatap putrinya dengan keheranan.

Kyna sudah selesai mengikat tali sepatunya, namun ia kembali duduk di bangku teras dan tampak sangat santai. Padahal, biasanya Kyna akan langsung meninggalkan rumah karena takut terlambat.

"Hmm? Tenang aja. Aku bakal ada yang jemput, kok. Naik motor, gak akan telat, Ma." Kyna tersenyum lebar sembari menaikturunkan alisnya.

"Diantar siapa? Aka?" Sang mama melirik ke arah rumah si orang yang dimaksud, tapi tampaknya tidak ada tanda-tanda kehidupan di rumah itu. "Kayaknya Aka gak pulang deh semalam. Rumahnya sepi gitu."

"Bukan. Kayak gak ada orang lain aja." Mendengar nama Aka disebut-sebut, mendadak Kyna merasa kesal.

Cowok itu sulit dihubungi lagi semalam. Padahal Kyna sangat ingin mendapatkan petunjuk soal suara cewek yang didengarnya. Pikiran-pikiran aneh memenuhi kepalanya hampir sepanjang malam, membuatnya tidak bisa tidur nyenyak.

Love Speedometer (Completed) Where stories live. Discover now