15 - Calon Pacar

66 14 2
                                    

Nissan Evalia milik Aka sudah menanti di lahan parkir kampus sepuluh menit sebelum kelas terakhir Kyna usai. Beruntung lahan parkir itu terletak dekat dengan gedung Fakultas Psikologi dan posisinya sangat strategis untuk Aka melihat mahasiswa yang berseliweran keluar masuk gedung tiga lantai itu.

Kyna : Ka, lo tunggu di tempat taksi online pada mangkal aja, ya. Itu loh dekat gerbang. Biar gue yang nyamperin, lo gak usah turun.

Aka mengangkat alisnya, merasa keheranan membaca chat dari Kyna. Tadinya, Aka hendak membalas chat itu dan menyatakan bahwa ia sedikit tersinggung. Dari sekian banyaknya tempat di kampus itu, kenapa ia harus menunggu di pangkalan taksi online? Namun, Aka urung mengirim pesan keberatannya itu dan lebih memilih melanjutkan aktivitasnya memantau pergerakan mahasiswa yang berjalan keluar dari gedung Fakultas Psikologi di hadapannya.

Tepat pukul 16.30, pandangan Aka berhasil menangkap sosok cewek mungil berponi yang sangat familiar baginya. Cewek itu berjalan tergesa, langsung menuju gerbang kampus. Khawatir Kyna akan mencarinya di tempat ia seharusnya menunggu, Aka pun segera memacu mobilnya mendahului langkah cepat gadis itu.

Daripada dia ngambek, mending gue pura-pura nunggu di tempat yang dimaksud. Kayaknya dia juga gak sadar mobil gue baru aja lewat. Aman, batin Aka.

Meskipun Kyna sudah memintanya untuk tidak turun dari mobil, Aka merasa ia harus menyambut Tuan Putri kesayangannya ini. Bukankah acara jemputan dadakan ini ditujukan untuk memenangkan hati Kyna sebelum direnggut si cowok bermotor besar tadi pagi?

Setidaknya, gue harus buka pintu mobil buat dia. Biar romantis dikit kayak di film-film. Aka terkekeh.

Saat Aka sudah bersandar di depan mobilnya menanti Kyna yang berjalan semakin dekat ke arahnya, tiba-tiba seseorang mencengkeram bahu Kyna, membuat cewek itu menghentikan langkahnya.

"Itu Joana sama Sisi, kan, ya?" Aka bergumam sendiri, masih mengamati ketiga cewek yang kini berkumpul di tengah jalan itu. Aka tak bisa mendengar percakapan mereka, tapi cowok itu bisa menangkap raut wajah khawatir di wajah Joana.

Kyna kenapa, ya? Apa gue samperin aja? Aka ragu-ragu. Tapi, kesempatan bagus nih buat memperkenalkan diri gue ke Joana dan Sisi. Siapa tau mereka bisa bantu jauhin si cowok bermotor itu dari kesayangan gue.

Dengan wajah sumringah dan sikap sok akrab, Aka pun memutuskan untuk menghampiri Kyna dan teman-temannya itu.

***

Ah! Si kampret ngapain turun, sih? Udah gue bilang tunggu di mobil aja. Kyna memberengut, menyaksikan sosok Aka yang kini berjalan santai dengan senyum selebar joker menghampirinya dan kedua sahabat ceweknya.

"Halo, kesayangan." Aka memeluk Kyna dengan erat, mengacak-acak rambut cewek itu, lalu mencubit pipinya dengan gemas. Mendapat semua perlakuan itu, Kyna hanya bisa melongo, tak mengerti dengan apa yang ada dalam pikiran Aka saat ini.

"Halo, kalian pasti Joana sama Sisi, ya? Kalau gue gak salah tebak, lo pasti Joana dan lo pasti Sisi." Aka berpura-pura asal tebak, walaupun sebenarnya dia sudah tahu siapa yang siapa sekarang berkat keahlian mengintainya beberapa hari lalu.

"Iya, betul, gue Joana. Dan lo ini siapa?" Joana mengernyit. Cewek itu menatap Aka kemudian beralih memandang Kyna, bermaksud untuk meminta penjelasan. Tapi, Kyna yang saat ini berada dalam rangkulan Aka hanya bisa berdiri mematung. Tak ada tanda-tanda ia akan membuka mulutnya.

"Oh iya, gue Aka." Aka melepaskan rangkulannya dari bahu Kyna, lalu menyodorkan tangannya untuk berkenalan dengan Joana dan Sisi.

"Bentar. Kayaknya gue pernah tau nama itu. Tapi, di mana, ya?" Lagi-lagi Joana menatap Kyna, berharap cewek itu membantunya mengingat.

Love Speedometer (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang