7 - Penting!

111 20 4
                                    

Kyna menghempaskan tubuh lelahnya ke ranjang. Setelah mandi dan mengenakan piyama bergambar beruang favoritnya, cewek itu berniat untuk langsung tidur. Mengelilingi hampir seluruh bagian mall bersama Joana ternyata sangat menguras tenaganya.

Meskipun tubuhnya merasa luar biasa lelah, namun entah mengapa matanya belum mau terpejam. Bayangan Ganendra masih saja memenuhi pikirannya. Terkadang ada getaran aneh dalam hati Kyna ketika pikirannya bercampur dengan beberapa ingatan masa lalu, tepatnya saat ia dan Ganendra masih berstatus sebagai siswa SMA.

Saat perjalanan pulang bersama Ganendra, mereka sempat mampir sebentar untuk makan malam di warung tenda pinggir jalan. Untungnya, baik Ganendra maupun Kyna bukan orang yang ribet soal makanan. Selama tempatnya bersih dan makanannya enak, makan di mana pun tidak jadi masalah. Lagi pula, warung yang mereka singgahi adalah warung mie ayam legendaris yang sudah ada sejak lama dan cukup populer di kalangan siswa sekolahnya dulu. Sembari makan, keduanya juga sesekali bernostalgia.

Banyak hal yang mereka bicarakan, baik dalam perjalanan pulang maupun saat makan mie ayam bersama. Salah satu topik obrolan mereka adalah mengenai sosok Ganendra yang bisa-bisanya terlihat di kota ini, padahal seharusnya ia tengah menempuh pendidikan sarjananya di kota lain. Setidaknya Kyna mengira begitu, sampai kemudian Ganendra menceritakan situasi yang sebenarnya.

"Iya, sih, aku emang diterima di Yogya. Tapi setelah aku jalanin satu semester, kayaknya gak kerasan. Daripada dipaksa atau malah jadi kacau, akhirnya aku gak lanjutin dan mutusin balik lagi dan berniat cari kampus di sini aja."

Kyna yang mendengar alasan Ganendra memutuskan pindah kampus dengan mudahnya setelah menjalani pendidikan satu semester di kampus impian banyak orang itu hanya bisa bergumam dalam hati. Ini orang gampang banget mutusin ganti kampus. Kalau gue yang minta ganti kampus, pasti udah diamuk bokap.

Kyna juga tak habis pikir, bagaimana bisa seorang Ganendra melepas kesempatan menjadi lulusan dari kampus negeri bergengsi itu tanpa persiapan apa pun. Mengingat keduanya cukup akrab saat sekolah dulu, Kyna tahu persis kapasitas kemampuan akademis Ganendra. Cowok itu bukannya seorang jenius. Pasti ada peran keberuntungan, sehingga Ganendra bisa lolos seleksi penerimaan mahasiswa baru setahun yang lalu.

Tapi, biar bagaimanapun, Ganendra pasti punya pertimbangannya sendiri dan sudah memikirkan resikonya secara matang. Lagi pula, itu bukan urusan yang harus Kyna pusingkan. Daripada memikirkan hal itu, ada hal lain yang menyita isi kepala Kyna. Bagaimana mungkin ia sampai tidak tahu kalau Ganendra kini berada di kota yang sama dengannya?

Memang, Kyna sempat berpikir untuk memberi jarak dengan sosok cinta pertamanya ini setelah tragedi penolakan cinta beberapa tahun lalu. Tapi, dirinya bukanlah tipe cewek yang dengan tega memblokir semua akses komunikasi untuk menghindari seseorang. Dengan sendirinya, komunikasi mereka terputus begitu saja pasca Kyna kehilangan ponsel dan terpaksa mengganti nomor ponselnya.

Belum lagi, Kyna tidak tahu bahwa sekarang, Ganendra menggunakan sosial media dengan nama samaran. Katanya, hal itu dilakukannya sebagai kebutuhan modelling saja. Ya, semenjak memutuskan berhenti kuliah, Ganendra ternyata secara tidak terduga mendapat tawaran menjadi model dadakan.

Menurut pengakuan Ganendra, sebenarnya beberapa kali dirinya ingin mencari kontak Kyna melalui sosial media. Namun, entah kenapa ada saja yang membuatnya lupa. Kebanyakan karena ia terlalu fokus menggunakan sosial media untuk pekerjaan barunya.

Sedangkan Kyna sendiri masih merasa bersalah akan insiden di masa lalu. Cewek itu selalu merasa tidak enak pada Ganendra. Terkadang, ia berpikir bahwa mungkin dirinya terlalu sombong karena sudah menolak cowok populer macam Ganendra. Dan bisa jadi, diam-diam Ganendra membencinya karena insiden itu.

Love Speedometer (Completed) Where stories live. Discover now