20 - Tamu Tak Diundang

63 10 4
                                    

Setelah mengintip dari balik jendela dan memastikan mobil papanya sudah meninggalkan pekarangan, Kyna kemudian menuju dapur untuk mencari sesuatu yang bisa dimakan. Sebenarnya Kyna paling anti sarapan sebelum mandi, tapi entah kenapa perutnya kini terasa lapar.

Hal pertama di dapur yang menarik perhatiannya adalah wajan yang masih berada di atas kompor. Tentu saja ini aneh karena sang mama tidak mungkin meninggalkan wajan kotor seperti ini sebelum pergi. Wajan itu juga ditutupi penutup kaca dan sudah pasti wajan itu masih diisi sesuatu. Penasaran, Kyna pun berjalan mendekat dan membuka penutupnya.

Sesuai dugaan, wajan itu memang berisi sesuatu yang ternyata adalah nasi goreng. Jumlahnya tidak terlalu banyak, tapi cukup untuk porsi makan Kyna. Sepertinya, sang mama sengaja membuat tiga porsi nasi goreng. Mungkin mamanya lupa memberitahu Kyna bahwa bagiannya masih ada di wajan dan siap dipanaskan kalau memang putrinya itu kelaparan.

"Ada yang lain gak, ya? Belum pengen makan nasi." Kyna bergumam sendiri sembari matanya menyapu seluruh isi dapur.

Kyna membuka salah satu lemari cabinet dapur, tempat biasa mamanya menyimpan biskuit atau roti. Di sanalah dia menemukan makanan yang cocok untuk mengganjal perutnya saat ini. Sepotong roti isi cokelat. Setelah mendapatkan apa yang diinginkannya, Kyna pun tak lupa mengambil sekotak susu berukuran 250 ml dari kulkas, sebelum kemudian meninggalkan dapur dan beranjak ke ruang keluarga.

Cewek itu meletakkan kotak susu dan rotinya di meja, kemudian mencari remote untuk menyalakan televisi. Kyna sebenarnya hampir tidak pernah menonton televisi seperti ini. Bukan hanya karena sibuk dengan kegiatan perkuliahannya, tapi Kyna juga lebih sering memanfaatkan aplikasi streaming di ponselnya jika ingin menonton sesuatu. Itulah mengapa saat ini Kyna terlihat kebingungan menentukan channel yang ingin ditontonnya dan berakhir berhenti menekan tombol di salah satu channel yang menayangkan berita gosip selebriti.

"Hah? Emang ada artis Indonesia namanya itu?" Kyna berkomentar sambil mengunyah rotinya ketika presenter gosip menyebutkan sebuah nama yang baru kali ini didengarnya. Cewek itu berharap akan mengenali sang artis jika wajah artis itu terpampang di layar televisi 32 inchi di hadapannya. Namun, tetap saja, wajah itu juga terlihat asing bagi Kyna.

Ternyata tak hanya satu, banyak sekali nama-nama artis pendatang baru yang tidak dikenalnya. Saat itu Kyna benar-benar merasa seperti makhluk primitif yang baru mengenal dunia luar.

Merasa jenuh karena tidak memahami satu pun berita gosip yang ditontonnya, Kyna pun meninggalkan setengah camilan paginya dan tv yang menyala itu untuk kembali ke kamarnya. Ia ingin mengambil ponsel, lalu segera kembali ke ruang tamu. Kyna pikir, ia tidak bisa mengurung diri di kamar sementara rumahnya dalam keadaan kosong. Kyna tidak mengharapkan ada tamu yang datang sepagi ini, tapi jika memang ada, akan lebih mudah baginya jika tetap berada di ruang tamu.

Hmm, jadi lupa. Tadi kan belum sempat jawab chat Kak Nendra. Kyna mengingat-ingat. Membuka kembali chat dari Ganendra lalu mengetikkan sesuatu.

Kyna : Maaf, Kak. Semalam aku tidur lebih cepat. Capek banget. Hehe

Setelah menekan icon bergambar pesawat kertas dan memastikan pesan chatnya berhasil terkirim, Kyna masih memandang layar ponselnya cukup lama. Berharap pesannya akan segera dibaca dan dibalas.

Ah, mungkin Kak Nendra sibuk atau belum bangun. Setelah satu menit berlalu tanpa ada tanda pesannya sudah dibaca, Kyna pun menutup aplikasi chat-nya dan membuka akun Instagramnya. Cewek itu benar-benar menikmati waktunya melihat-lihat feed Instagramnya yang dipenuhi foto member boyband korea favoritnya.

"Aaaah, Min Yoongi!" Kyna berteriak histeris ketika terpampang foto idol favoritnya. Sepertinya itu foto yang diambil ketika idola kesayangannya baru saja selesai manggung. Dengan rambut basah, tetesan peluh di kening, mulut yang sedikit terbuka dan kepala menengadah, foto itu tentu mampu memberi kesan seksi dan efek sengatan aneh di hati para fans wanita si idol. Persis seperti yang Kyna rasakan saat ini.

Kyna baru akan mendekatkan bibirnya ke layar ponsel dengan penuh cinta, sebelum cewek itu dikejutkan oleh denting ponsel di tangannya. Sebuah notifikasi chat pribadi baru saja masuk. Tanpa melihat, Kyna tahu itu chat pribadi karena dirinya tidak pernah mengaktifkan notifikasi untuk semua grup chat-nya.

Ganendra : Gak apa-apa, Kyn. Aku justru yang minta maaf karena ganggu kamu malam-malam.

Kyna : Btw, ada apa, Kak? Ada yang penting?

Ganendra : Sama sekali gak penting. Cuma mau kasih tau kamu aja. Kayaknya aku tertarik sama kampus kamu. Mungkin perlu kunjungan kedua buat lebih meyakinkan. Hehe.

Kyna : Wah, serius? Asik dong, kalo kita jadi satu kampus. Berasa balik ke zaman SMA. Haha.

Ganendra : Iya, bedanya kamu sekarang jadi senior aku. Ya, kan? Oh iya, kalau sekarang kamu udah berangkat?

Kyna : Belum, Kak. Aku kuliah siang. Sekarang masih nyantai.

Ganendra : Wah, kebetulan. Gimana kalau nanti siang aku anterin lagi?

Kyna baru akan mengetik jawaban dari tawaran Ganendra ketika terdengar ketukan di pintu rumahnya. Sempat malas dan berniat mengabaikannya, tapi ketukan berikutnya membuat Kyna pada akhirnya melempar ponsel dengan kesal dan bangkit dari sofa dengan malas.

Duh, siapa sih pagi-pagi gini udah bertamu? gerutu Kyna.

***

Aka baru saja melangkah keluar pagar rumahnya saat melihat mobil hitam keluarga Kyna melintas tepat di depan rumahnya. Kaca mobil itu gelap, tapi Aka bisa melihat samar-samar papa dan mama Kyna ada di dalamnya. Aka sangat yakin kalau kursi belakang mobil itu kosong. Artinya, Kyna tidak ada di dalam sana.

Dia masih di rumah, atau jangan-jangan udah berangkat duluan naik angkot? Aka menebak-nebak. Tiba-tiba cowok itu merasa ragu dan berniat menunda kunjungan paginya ke rumah Kyna.

"Coba dulu, deh. Kalau emang anaknya gak ada ya gue tinggal balik lagi." Aka bergumam dengan suara perlahan untuk meyakinkan dirinya sendiri. Lalu, ia pun melanjutkan langkahnya ke rumah berpagar biru yang letaknya berseberangan dan berjarak dua rumah dari rumahnya.

Pagar biru itu ternyata tidak terkunci. Dengan mudah Aka berhasil masuk, berjalan pelan melintasi pekarangan rumah Kyna hingga berhenti di teras beberapa saat. Aka menimbang-nimbang sejenak apakah dirinya akan menekan bel atau cukup mengetuk pintu.

Hmm, TV-nya nyala ya? Setelah terdiam dan memasang telinga sejenak, Aka menyadari bahwa televisi di ruang tamu Kyna menyala. Cowok itu pun menyimpulkan bahwa Kyna nampaknya ada di dalam, di ruang tamunya sedang menonton televisi. Artinya, ia tidak perlu menekan bel. Ketukan pintu pasti sudah cukup bagi Kyna menyadari kehadiran seorang tamu di depan rumahnya.

Tok... Tok... Tok....

Aka mengetuk pintu berbahan kayu yang di pernis itu dengan irama teratur. Cowok itu kembali memasang telinga untuk mendengarkan sahutan dari sang pemilik rumah, tapi hasilnya nihil. Maka, Aka kembali mengetuk pintu itu dengan irama yang sama. Namun, kali ini lebih kencang dari sebelumnya.

Tok... Tok... Tok....

Kali ini ada sahutan dari dalam.

"Iya, iya, sebentar!" Benar, itu suara Kyna. Suaranya manis meskipun kini terdengar ada sedikit amarah dan kekesalan di nada suaranya.

Dia pasti kesal ada tamu pagi-pagi gini. Aka terkekeh membayangkan Kyna sebentar lagi akan muncul dari balik pintu ini dengan wajah kesalnya yang menggemaskan.

***

[bersambung]

Love Speedometer (Completed) Where stories live. Discover now