19 (Lelah)

323 15 0
                                    

Hana memejamkan matanya sembari tersenyum senang mendengar musik yang mengalun indah di mobil yang kini tengah di kendarainya juga taehyung.tangan indahnya terulur menurunkan kaca mobil membiarkan udara luar masuk menyapanya yang selama ini terkurung di apartemen.

Sesekali pandangannya tak pernah lepas dari taehyung.gadis itu terus memandang taehyung berharap akan ada cerita pengantar dari suaminya agar perjalan ini layaknya perjalan pasutri di luar sana.

Fantasi kotornya bermain.hana membayangkan jemarinya bertaut dengan jemari taehyung dan mungkin sedikit kecupan tidak masalah.tetapi gadis itu lekas sadar bahwa taehyung mengajaknya keluar saja sudah sangat bersyukur dan dari itu dia belajar untuk tidak mengharapkan yang lebih.

"Kenapa memandang tanganku?"
Tegur taehyung pada hana yang terus memperhatikan tangannya. Pandangan gadis itu terlihat kosong dan penuh harapan, hal itu tentu membuat rasa penasaran taehyung muncul ke permukaan,meskipun niatnya menegur hanya sekedar untuk memastikan bahwa gadisnya baik-baik saja

"Ahh...ituu, tanganmu bagus"
Jawab hana asal.membuat ukiran indah dari Tuhan muncul di wajah tampan taehyung. Ayolahhh......wajah hana benar-benar tidak bisa bohong, dan taehyung internasional playboy sudah belajar banyak tentang arti raut seorang gadis yang sedang berfantasi

"Maksudmu begini? Seperti suami istri kebanyakan?"
Hana yang tak menyangka fantasinya dibuat nyata oleh taehyung, hanya mampu terkejut setengah senang melihat suaminya yang begitu pengertian kepadanya. Bahkan jarinya kini merespon baik dengan balik menggenggam jari taehyung. Sungguh ketidaksengajaan yang membuatnya semakin malu

"Ahh...tidak, kau bisa melepasnya kalau canggung"
Naif hana yang terlalu memikirkan taehyung. Lebih takut lagi jika taehyung akan menilainya yang tidak-tidak

"Menggenggam itu cukup baik untuk dilakukan.jadi tak masalah"
Balas taehyung kembali meraih jemari hana yang sebelumnya menjauh

"Terimakasihh"
Taehyung hanya mengangguk. Membuat keadaan berubah hening dengan hana juga pandangannya yang tak bisa beranjak sedikitpun dari dua tangan buatan Tuhan yang saling tergenggam menyalurkan rasa hangat yang memabukkan dan sekaligus membuat candu.

"Bagaimana kalau kita makan dulu?"
Mencoba kembali menetralkan suasana canggung, Taehyung berinisiatif mengajak hana untuk mampir kesebuah restoran favoritnya yang dulu sering di kunjungi keluarganya, terutama sewaktu mendiang Appanya masih ada. Sekelebat ingatannya terlintas, memutar ke belakang mengingatkan taehyung bagaimana Appanya berpesan bahwa suatu saat taehyung harus mengajak keluarga kecilnya kesana untuk berbahagia menikmati makanan favorit Appanya

"Aku sudah bawa bekal, kita makan setelah sampai disana ya?"
Tolak hana sehalus mungkin bermaksud tidak ingin membuat taehyung berpikir bahwa dia tidak ingin makan bersamanya, hanya saja hana ingin suaminya makan masakannya yang sudah pasti sehat

"Apa sudah selapar itu?"
Tanya hana memastikan.

"Tidak juga, aku hanya menawarkan.kalau kau sudah bawa bekal lebih baik makan disana saja"
Jelas taehyung yang masih fokus ke jalanan, sambil sesekali melihat mobil yang berlalu lalang dari arah berlawanan.

"Kenapa begitu?"

"Karena yang memasak istriku sendiri, dan sudah pasti penuh cinta"
Sadar dengan ucapan taehyung yang membuatnya tidak baik-baik saja. hana segera mengalihkan pandangannya keluar merasa ada yang tidak beres. Terutama dengan wajahnya yang mulai memanas. Meskipun taehyung mengucapkan hal itu tanpa meliriknya sedikitpun tapi tetap saja jantung hana bertingkah abnormal seperti biasanya

"Apa ucapanku salah?"
Hana dengan cepat menggeleng menyangkal pertanyaan taehyung

"Hanya saja jantungku yang salah" batin hana

Kim TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang