30 (Albino)

189 14 3
                                    

"Jadi kau benar mencintai hana?"
Kali ini taehyung terdiam. Banyak hal yang berperang dipikirannya, jika beberapa minggu lalu taehyung mengatakan irene separuh bagian dari dirinya. Tapi kenyataan kali ini sungguh membuat taehyung diam seribu bahasa

"Bukan begitu irene, hanya saja..."

"Hanya saja? Apa? Jelaskan sekarang!"
Sela irene menaikan 1 tangga teriakannya. mempertemukan maniknya dengan milik Taehyung. Mencari kebenarannya sendiri karena sejak tadi taehyung masi mempertahankan diamnya.

"Beri aku waktu untuk memastikan perasaan apa ini"
Balas taehyung sendu

"Waktu? Sampai kapan? Sampai kau benar-benar jatuh dengan permainanmu sendiri begitu?"
Taehyung menggeleng sayu membuat irene merotasi maniknya malas

"Taehyung, kau tahu kan aku tidak akan tinggal diam jika di hianati seperti ini?!"

"Aku tidak menghianatimu irene, sungguh"

"LALU INI APA?!"
Balas irene dengan teriakannya

"KAU MENCAMPAKKAN AKU TAE! SETELAH KAU DAPAT SEMUANYAA"

"KAU BRENGSEK!"

"Iya aku tau"
Taehyung menghela nafasnya sambil memegang bahu irene memberanikan dirinya untuk membuka suara dan mengakhiri semuanyaa

"Tapi maaf, mungkin benar apa yang kau katakan. Aku memang mencintai hana"

"Jadi mari akhiri semua ini"
Irene menatap taehyung tak percaya. Sesuatu benar-benar mengoyak dirinya, bahkan pertahanannya meluruh begitu saja seiring dengan air mata yang jatuh deras di kedua pipinya.
Irene menepis kasar kedua lengan taehyung yang bersandar di pundaknya. Satu senyum dari taehyung yang ditatapnya kali ini benar-benar mengakhiri semuanya.

"Maafkan aku irene. Aku berjanji tidak akan melupakanmu, Kita akan tetap berteman kan?"

"Setelah semua ini, Aku hanya akan menganggap kita tidak pernah bertemu dan tidak saling mengenal"

"Tunggu sampai semuanya jelas. Kau akan menyesal memilih wanita rendahan itu"

Kim Taehyung~

Pukul 23:00

"Astaga kenapa mata ini sulit tertutup"
Keluh hana setelah yang kesekian kalinya ia mencoba untuk menutup netranya tetapi justru rasa lapar terus saja mengalahkan niatannya untuk tidur. Entah apa yang terjadi, tapi nafsu makannya akhir-akhir ini terus meningkat. Bahkan motto hidupnya berubah "tiada hari tanpa camilan"

Hana mengacak surainya gusar, berpindah terlentang menatap langit-langit kamarnya

"Kenapa Tae belum pulang"

1 jam lamanya taehyung pergi. Hana pikir itu terlalu lama untuk urusan kantor. Bukan berprasangka buruk, hana hanya takut sesuatu terjadi pada suaminya.

"Aku harus menelponnya"
Dengan cepat hana beranjak dari ranjang dan menekan kontak yang tertera nama suaminya.

"Ck. Kau dimana Tae"
Tidak ingin menyerah, hana kembali menghubungi nomor suaminya yang selalu mengatakan hal yang sama. Bahwasanya nomor yang ditujunya sedang tidak aktif. Memang sudah kebiasaan lama taehyung sering mengabaikan panggilan entah dari siapapun itu.

"Baiklah, pria nakal tidak mengaktifkan ponselnya"
Tambah hana usai decakan malasnya.

"Apa mungkin meeting jam segini?"
Hana melihat jam dinding ragu, rasa-rasanya seperti tidak mungkin. Memang dia tidak mengetahui bagaimana dunia perusahaan, tapi jika dipikir dengan logikanya hana masih bisa berpikir wajar bahwa tidak akan ada meeting malam-malam begini.

Kim TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang