50

110 10 5
                                    

"Jadi lo suruhan siapa?"

"Lo pilih jawab, atau babak belur di tangan kita?"
Belum selesai dengan luka lebam yang didapat di kedua pipinya, kini leher jiwon harus kembali di cengkram kuat oleh jungkook. Sedari tadi hanya dirinya yang begitu bersemangat melampiaskan amarahnya.

Meskipun di bantu dengan Jimin, tapi namja itu tidak sebringas seperti jungkook. Bahkan tanpa berpikir dua kali jungkook tak segan-segan menonjok atau menampar tepat di luka jiwon yang masih mengeluarkan darah segar.

Jika berkaitan dengan hana, Jimin tidak tahu bahwa jungkook akan senekat ini. Namja itu menghela nafasnya gusar, semakin kesini banyak sekali persaingan yang harus dirinya hadapi untuk mendapatkan hana

Jimin memang sudah menyukai hana sejak pertemuan pertama mereka di tempat kuliahnya dulu. saat dimana hana menolong hara yang tengah mencari keberadaan dirinya.

Sedangkan saat ini, Satu-satunya orang disana yang tidak ingin terlibat memberi kekerasan pada jiwon hanya Yoongi. Namja itu  terduduk tanpa minat di kursi sembari menyaksikan Adik-adiknya memberi beberapa pelajaran di tubuh jiwon.

Yoongi memandang kosong kedepan, pikirannya kini melayang jauh pada Hana, saat dimana gadis itu merengek ingin ikut dengannya dan dengan terpaksa yoongi menolak permintaan nya. Entah mengapa ketika Yoongi mengingat wajah hana seperti halnya ada sesuatu yang tidak baik sedang terjadi. Secara mendadak hatinya diselimuti kebingungan yang luar biasa

"Hyung? Dia masih ngga mau ngaku. Kalo di terusin lama-lama gw takutnya habis di tangan jungkook"
Ucap NamJoon yang kini mulai khawatir mengetahui kondisi wajah jiwon yang hampir tidak berbentuk. Lebam bahkan luka kini bercampur manjadi satu membuat Yoongi segera bangkit dari duduknya menghampiri jiwon sekaligus melerai jungkook untuk berada di belakang tubuhnya, membiarkan dirinya menanyakan perihal sesuatu pada jiwon dengan caranya sendiri

"Lo mau mati?"
Pertanyaan  dari Yoongi tak lantas membuat jiwon berbicara, namja itu tetap mempertahankan diamnya. Tatapannya menunduk, jiwon enggan membalas tatapan Yoongi yang menusuk seakan mengintimidasi nya yang kini sudah terkapar lemas tanpa daya untuk berbicara

"Lo suruhan Irene?"
Jiwon yang mulanya tertunduk begitu mendengar nama Irene disebut oleh Yoongi seketika itu juga menengadahkan kepalanya, membuat Yoongi mengulas senyumnya, ketika berhasil membuat jiwon bereaksi hanya dengan umpan seorang Irene

"Udah bener ngaku ga babak belur, pakek segalaan adu mekanik"
Jungkook yang berada di belakang tubuh Yoongi kini merenggut kesal. Baik jimin ataupun dirinya kini sama lelahnya dan juga puas tentunya, karena berhasil menghajar jiwon dengan membabi buta.

Tetapi mengetahui cara semudah yang di lakukan Yoongi membuat keduanya menghela nafas gusar. Energinya terbuang habis hanya untuk berbuat dosa, dengan segera jungkook beranjak dari posisinya, memilih mendudukkan dirinya di shofa, menghiraukan tugasnya yang dirasa sudah selesai untuk menginterogasi Jiwon

"Tau gitu dari tadi kek Hyung, tanyain"
Jimin pun ikut andil dalam percakapan ketiganya, namun kini langkah namja itu menyusul jungook untuk duduk membiarkan Yoongi dan juga NamJoon mengambil kendali

"Simpel aja si, lo ga ngaku. Sama aja lo kasih umpan Irene buat kita hancurin"
Kini giliran NamJoon yang bangkit dan menyusul langkah Yoongi, namja itu berada di samping tubuh hyungnya. Mencoba mendominasi agar jiwon mengakui perbuatannya

"Lo mau?"

"Jangan sentuh dia!"

"Kalo gitu lo ngaku! Ngapain lo repot-repot jebak hana?"
Jiwon nampak ragu, Yoongi bisa melihat dengan jelas banyak beban yang kini menyelimuti benak jiwon. Sesuatu seakan menariknya untuk tetap diam merahasiakan semuanya, terbukti raut wajah Jiwon kini nampak tengah berperang dengan pemikirannya untuk mengatakan fakta yang terjadi atau sebaliknya

Kim TaehyungWhere stories live. Discover now