ISEY || CHAPTER DUA PULUH SEMBILAN

478 38 1
                                    

[I Shall Embrace You]

-

-

Happy reading

JANGAN LUPA VOTE CERITA INI YA~

-

-

-

Cia menghela nafas ketika masuk ke studio bioskop. Sesekali ia melirik ke belakang.

"Vian jadi ikut nggak sih?" tanya Ranti ketika mereka sudah mendudukkan bokong di kursi studio.

"Vian nggak suka ke bioskop," todong Dimas acuh.

"Hah?" jawab Ranti dan Cia berbarengan.

Dimas mengangguk. "Si batu nggak pernah betah nonton di sini. Kalau sampai dia datang hari ini, wah ... bakalan jadi sejarah."

Cia menghela nafas. Kalau memang tidak suka ke bioskop kenapa tadi Vian berjanji akan menyusul?

Lampu studio mulai dimatikan, layar di depan mulai menampilkan film bergenre thriller. Tidak ada yang menarik menurut Cia. Kursi di sebelah kanannya kosong.

Film sudah diputar setengah jalan. Dan tanda-tanda kedatangan Vian juga belum terlihat. Cia menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi. Ia mencoba memejamkan mata tapi tidak jadi karena suara seseorang mengintrupsinya.

"Kalau mau tidur di rumah aja."

Cia sontak membuka matanya lalu menoleh ke sebelah, di sana sudah ada Vian yang duduk manis sembari meliriknya.

Bukan hanya Cia yang terkejut karena kehadiran Vian, tapi Dimas dan Ranti pun sama.

"Kamu dateng?" tanya Dimas mengacuhkan tatapan orang-orang yang merasa terganggu karena suaranya yang terlalu keras.

"Kenapa?" tanya Vian acuh mengambil minuman soda di tangan Cia lalu meminumnya.

"Sejak kapanmau menginjakkan kaki ke studio bioskop?" tanya Dimas sarkas.

"Sejak hari ini," jawabnya sembari menatap Cia yang nampak terpana. Cia menelan ludah samar lalu membuang muka, ia berusaha mengulum senyum.

"Demi Cia aja baru mau." Dimas kembali menatap layar di depan sana.

"Heh?" tanya Cia tidak mengerti. Lebih tepatnya pura-pura tidak mengerti. Cia kembali menatap Vian yang berusaha fokus menikmati film yang sedang diputar meski tidak bisa menutup fakta bahwa laki-laki itu merasa sedikit kurang nyaman.

"Kita pulang aja ya?" tanya Cia pada Vian.

Vian mengerutkan dahinya lalu bertanya, "Kenapa? Aku baru sampai lho."

"Aku ngantuk." alibi Cia. Gadis itu tidak ingin melihat Vian yang berpura-pura menikmati suasana bisokop demi dirinya.

"Ran, aku pulang ya?" ujar Cia pada Ranti berbisik.

"Kenapa? Kamu sakit?" tanya Ranti khawatir.

Cia menggeleng pelan. "Ngantuk aja, pengen istirahat di rumah." Ia tidak berbohong, mengurus berkas wisuda seharian cukup menguras tenaganya hari ini.

Ranti mengangguk. "Yaudah, hati-hati ya."

Cia segera keluar dari studio, ia menyeret Vian agar ikut keluar bersamanya. Melangkah menuju basement setelah itu meluncur menyatu dengan kendaraan lain di jalanan.

"Kenapa bohong?" tanya Vian tiba-tiba.

Cia menoleh. "Apanya?"

"Ngantuknya," jawab Vian cepat.

I SHALL EMBRACE YOUWhere stories live. Discover now