ISEY || CHAPTER LIMA

623 58 1
                                    

[I Shall Embrace You]

-

-

Balik lagi di cerita yang nggak jelas ini...

tinggalkan jejak kalau kalian suka cerita ini~

Happy reading

-

-

Cia terbangun ketika suara keributan mengganggu tidurnya. Ia membuka matanya perlahan, sesekali ia mengedipkan matanya guna menyeimbangi cahaya yang masuk ke matanya. Hal pertama yang ia lihat adalah seorang laki-laki yang tengah duduk di sampingnya. Laki-laki itu sudah lebih dulu bangun darinya. Ia teringat jika beberapa saat yang lalu ia tertidur di sini bersama Vian.

Ada hal aneh yang ia rasakan, ini terlalu terang untuk malam hari. Lalu detik berikutnya matanya membelalak ketika menyadari hari memang sudah berganti pagi. Ia sontak bangun dari tidurnya. Ketika ia bangun, ia melihat banyak warga yang berdiri mengelilingi tempat mereka. Beberapa warga menatapnya dengan tatapan marah, ada juga yang menatapnya dengan tatapan jijik, serta sebagian yang lain menatapnya dengan tatapan tidak suka sambil berbisik-bisik.

Cia menelan ludahnya, menetralisir degup jantungnya yang terasa berpacu. Apakah dia telah melakukan kesalahan? Segera Gadis itu menggeser duduknya mendekat ke arah Vian yang nampak santai meski raut wajahnya tak kalah bingung.

Cia menarik ujung baju milik Vian.

"Vian," ucap Cia sembari menatap ke arah warga penuh takut. Hal itu sukses menarik atensi Vian. Laki-laki itu menatap Cia bingung, karena raut wajah gadis itu terlihat gusar juga panik. Vian menghela nafas lalu kembali menatap ke depan.

"Saya udah bilang, Pak. Kami nggak ngapa-ngapain." Vian kembali mengulangi kalimatnya itu.

"Buku nikahnya, ada?" tanya pria dengan kumis tebal serta perut yang sedikit membuncit itu pada Vian. Vian mengerinyit tidak paham, lalu ia menggeleng.

"Kalian tahu aturan di desa ini, kan?" tanya Bapak itu pada Vian. Laki-laki itu mengerinyit tidak paham. Ia menatap Cia yang dari tadi juga nampak kebingungan. Mereka saling bertatapan meminta penjelasan tentang situasi pagi ini.

Pria dengan perut buncit itu menghela nafas.

"Kalau begitu ikut saya ke kantor desa," ucap pria itu.

Cia menatap Vian, melihat reaksi laki-laki itu. Namun laki-laki itu nampak sangat tenang saat itu, ia bangkit dan berdiri mengikuti instruksi yang diucapkan oleh pria paruh baya itu. Cia mengikuti apa yang dilakukan oleh Vian, karena sejujurnya gadis itu sangat takut.

Tuhan apakah ini mimpi? Kalau iya, tolong tampar diri Cia. Gadis itu ingin segera bangun dari mimpi buruknya.

-

-

-

Dari kemarin Alvin sibuk mencari keberadaan Cia. Karena sejak mereka bertengkar gadis itu seakan menghilang dari pandangannya. Ia sangat menyesali apa yang telah dia lakukan pada gadis itu. Ia berniat menjelaskan semuanya, tidak peduli kalau Cia akan tetap marah padanya.

Alvin berjalan menuju tenda Cia. Ia memanggil gadis itu pelan, tapi tidak ada jawaban. Hingga akhirnya ia memberanikan diri untuk membuka tenda. Ia terkejut karena tidak ada satu pun orang di dalam sana.

Alvin berbalik ketika Ranti memanggilnya.

"Kenapa, Al?" tanya Ranti.

Alvin gelagapan, "Kamu lihat Cia, nggak?" tanya Alvin.

I SHALL EMBRACE YOUWhere stories live. Discover now