ISEY || CHAPTER SEBELAS

477 52 3
                                    

[I Shall Embrace You]

-

-

Hai balik lagi

Jangan lupa vote kalau kalian suka sama cerita ini

Happy reading~

-

-

-

"Cia?" tanya orang itu masih dengan mulut yang menganga.

Cia mamatung di tempat. Rasanya seperti tersambar petir di pagi hari. Rahang Cia seakan jatuh ke lantai.

"Kamu ngapain pagi-pagi di rumah Vian?" tanyanya.

Cia menelan ludah dengan susah payah. Ia memikirkan jawaban apa yang harus dia berikan.

"Siapa, Cia?" tanya Vian sembari berjalan ke arah pintu. Vian juga terperanjat melihat kedatangan seseorang ke rumahnya. Tapi detik berikutnya, raut wajah Vian berubah datar. Laki-laki itu sangat pandai mengontrol ekspresi wajahnya.

"Hai, Dim," sapa Vian pada laki-laki yang masih mematung menatap Cia. Laki-laki bernama Dimas itu menolehkan kepalanya menatap Vian yang berdiri di sebelah Cia.

"Eh? Oh...hai." Dimas kembali menatap heran keberadaan Cia. Gadis itu semakin canggung terlebih hanya dia yang terlihat tegang saat ini.

"Masuk," ajak Vian pada Dimas.

Dimas mengangguk lalu segera masuk. Cia memejamkan matanya sejenak lalu kembali menutup pintu. Cia masuk, tidak mungkin ia pergi karena sudah kepalang basah. Cia melemparkan senyuman canggung ke arah Dimas yang masih menatapnya heran.

"Sebegitunya lihatin istri aku?" tanya Vian sangat tenang.

"Hah?!" Cia dan Dimas merespon serempak.

Cia melotot ke arah Vian, ingin rasanya dia menonjok mulut laki-laki itu. Sedangkan Dimas menatap Cia dan Vian bergantian.

"Mau minum apa, Dim?" tanya Cia mengalihkan.

"Apa aja boleh kok," jawab Dimas.

Cia segera meloloskan diri ke dapur. Ia mengambil jus lalu menuangkannya ke dalam gelas. Setelah itu ia membawanya ke tempat Vian dan Dimas, di depan TV. Cia meletakkan dua gelas yang sudah berisi jus itu ke atas meja. Lalu segera pergi, tapi langkahnya di cegah oleh Vian. Vian mengisyaratkannya untuk duduk dengan menggerakkan kepalanya. Cia menurut patuh lalu duduk di sebelah Vian.

"Jadi itu beneran?" tanya Dimas memastikan sesuatu. Vian mengerutkan keningnya tidak paham dengan apa yang diucapkan Dimas.

"Maksudnya?" tanya Vian.

Dimas tersenyum lalu menjawab, "Dari awal aku udah curiga ada yang aneh di antara kalian, tapi nggak berani nanya."

"Aneh apanya?" tanya Vian sembari meminum jus yang disuguhkan oleh Cia. Vian berusaha menutupi dirinya yang sebenarnya juga gugup seperti gadis di sebelahnya ini.

"Di perkemahan," ucap Dimas. Dan itu sukses membuat Cia meremas ujung baju Vian. Vian melirik sebentar ke arah Cia, lalu kembali memalingkan wajahnya menatap Dimas.

"Hmm," jawab Vian datar.

"Kalian berdua tiba-tiba ngilang pas malem terakhir perkemahan. Dan besoknya, aku disuruh Alvin ke kantor balai desa. Di sana aku lihat ada Tante Ratna sama Om Fery. Ya...aku nguping dikitlah," jelas Dimas pada Vian.

I SHALL EMBRACE YOUWo Geschichten leben. Entdecke jetzt